Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Mampukah Indonesia Tandingi Dominasi China di World Superseries Finals 2017?

2 Desember 2017   12:12 Diperbarui: 2 Desember 2017   15:44 3761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari sportanews.com.

Tahun ini, seperti tahun-tahun sebelumnya, Indonesia masih mengandalkan sektor ganda di turnamen pamungkas dalam kalender Metlife BWF World Superseries. Dubai World Supeseries Finals yang akan dihelat di Hamdan Sports Complex, Dubai, 13 hingga 17 Desember 2017 nanti menjadi pamungkas dari total 13 turnamen yang dihelat sepanjang tahun ini. Dibuka dengan All England hingga Hong Kong Open.

Dari 12 ajang itu, lima di antaranya berlabel Superseries Premier yakni All England, Malaysia Open, Indonesia Open, Denmark Open dan China Open. Sedang tujuh lainnya level superseries yaitu India Open, Singapore Open, Australian Open, Japan Open, Korea Open, French Open dan Hon Kong Open.

Superseries Finals hanya mempertemukan delapan pemain atau pasangan terbaik dari setiap nomor. Delapan pemain dari setiap nomor akan dibagi dalam dua grup untuk menjalani babak play-off untuk memperebutkan dua tiket ke semi final. Perhitungan peringkat didasarkan pada keterlibatan di ajang super series (premier) plus mempertimbangkan ajang Olimpiade, wild card, serta batas maksimal dua wakil dari satu negara di setiap nomor.

Pada turnamen berhadiah total USD 1 juta atau setara Rp 13,5 miliar ini Indonesia hanya mengirim tiga wakil untuk bersaing dengan 37 jagoan tepok bulu dari setiap nomor. Ketiga wakil itu adalah Marcus Fernaldi Gideon di nomor ganda putra dan dua pasangan ganda campuran, Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir serta duet Praveen Jordan dan Debby Susanto.

Marcus dan Kevin yang masih mengamankan puncak rangking BWF menempati unggulan pertama. Sementara Owi dan Butet menempati posisi unggulan seperti rangking dunia: tiga. Sementara Jordan dan Debby yang performa kian menurun menempati unggulan kelima meski secara peringkat dunia berada di posisi keenam.

Marcus dan Kevin di podium tertinggi Hong Kong Open 2017/badmintonindonesia.org
Marcus dan Kevin di podium tertinggi Hong Kong Open 2017/badmintonindonesia.org
Bila tahun sebelumnya Indonesia masih punya wakil lainnya di ganda putra dan juga ganda putri tidak demikian tahun ini. Angga Pratama dan Ricky Karanda berada di luar delapan besar seiring performa mereka yang tak juga membaik setelah disalip "The Minions". Sementara itu di ganda putri Indonesia tak memiliki andalan setelah Greysia Polii dan Nitya Krishinda Maheswari terpaksa "berpisah" lantaran Nitya harus naik meja operasi.

Greysia Polii yang bertandem dengan Apriani Rahayu nyaris membuat kejutan. Pasangan yang baru berpasangan enam bulan ini mampu menyabet satu gelar grand prix gold dan super series yang membuat peringkat mereka cepat melesat. Sayang di turnamen super series terakhir di Hong Kong keduanya hanya bisa menjadi runner-up sehingga dalam peringkat BWF terkini pasangan berbeda generasi itu hanya sanggup bertengger di sepuluh besar.

Keduanya meninggalkan pasangan ganda putri lainnya yang lebih dulu bersama yakni Anggia dan Ketut yang berada di peringkat ke-26. Hanya keajaiban yang bisa mengantar Greysia dan Apriani ke Dubai. Menanti bila ada dua pasangan yang mundur atau berhalangan tampil. Meski tak lolos ke Dubai kali ini, Greysia dan Apriani sudah menorehkan catatan manis tahun ini, sebagai modal untuk menggapai prestasi lebih di tahun mendatang.

Greysia dan Apriani saat menjadi finalis Hong Kong Open 2017. Keduanya ditekuk unggulan teratas dari China/badmintonindonesia.org
Greysia dan Apriani saat menjadi finalis Hong Kong Open 2017. Keduanya ditekuk unggulan teratas dari China/badmintonindonesia.org
China terbanyak

Tidak seperti Greysia dan Apriani, nasib baik berpihak pada tunggal putra China, Chen Long. Jawara Olimpiade Rio 2016 itu sempat terlempar ke peringkat 20 pada awal November lalu. Kemenangan di Hong Kong langsung menggereknya ke peringkat tujuh.

Lolosnya Chen Long membuat China mengirim wakil terbanyak. Negeri Tirai Bambu itu memiliki sembilan wakil, di samping Shi Yuqi (tunggal putra/3), He Bingjiao (tunggal putri/7), Li Junhui/Liu Yuchen (ganda putra/3), Liu Cheng/Zhang Nan (ganda putra/4), Chen Qingchen/Jia Yifan (ganda putri/3), Yu Xiaohan/Huang Yaqiong (ganda putri/7), Zheng Siwei/Chen Qingchen (ganda campuran/1) dan Lu Kai/Huang Yaqiong (ganda campuran/2).

Negara dengan wakil terbanyak kedua adalah Jepang dengan tujuh wakil. Sebenarnya Negeri Matahari Terbit itu hanya meloloskan enam wakil sesuai rangking menuju Dubai. Namun Nozomi Okuhara mendapatkan wild card lantaran merupakan juara dunia tahun ini meski finish di peringkat sembilan pada kualifikasi menuju turnamen penutup tersebut. Okuhara akan menempati Akane Yamaguchi yang menduduki peringkat teratas.

Lolosnya Okuhara harus ditebus dengan absennya salah satu andalan Jepang di nomor ganda putri. Jawara Olimpiade dan Dubai Superseries Finals dua tahun lalu, Misaki Matsutomo dan Ayaka Takahashi harus menyerahkan dua tiket kepada Shiho Tanaka/Koharu Yonemoto dan Yuki Fukushima/Sayaka Hirota yang berperingkat terbaik sekaligus menempati dua unggulan teratas.

Sementara Denmark, Korea Selatan dan Taiwan sama-sama mengirim empat wakil. Sementara itu Hong Kong, India dan Malaysia mengirim dua wakil. Inggris, Spanyol dan Thailand hanya memiliki satu utusan.

Tahun lalu China membawa pulang dua gelar dari tiga wakil yang tampil di final. Pemain belia Chen Qingchen mencuri perhatian dengan dua gelar yang diraih dari nomor ganda putri dan ganda campuran. Di ganda putri ia berpasangan dengan Jia Yifan. Gelar lainnya dari ganda campuran bersama Zheng Siwei. Peluang Qingchen mengulangi prestasi serupa terbuka lebar. Saat ini ia dan pasangan berbeda itu memuncaki rangking dunia.

Tiga gelar lainnya didistribusikan secara merata kepada Denmark, Taiwan dan Malaysia. Pemain muda Denmark, Viktor Axelsen merebut gelar tunggal putra setelah di final mengalahkan wakil China Tian Houwei.

Tai Tzu Ying menggondol gelar tunggal putri. Di final pemain Taiwan ini menekuk Sung Ji Hyun asal Korea Selatan. Pertemuan antara dua unggulan teratas di ganda putra dimenangkan Goh V Shem dan Tan Wee Kiong. Pasangan Malaysia ini menumbangkan wakil Jepang Takeshi Kamura dan Keigo Sonoda.

Apakah tahun ini China akan kembali mendominasi? Mampukah tiga wakil Indonesia bersaing dengan negara-negara lain? Harapan terbesar Indonesia tentu ada pada The Minions yang mendominasi sepanjang tahun ini dengan raihan enam gelar super series. Bila mampu menjaga tren positif maka keduanya akan mencapai klimaks di Dubai kali ini, sekaligus mengikuti jejak pendahulunya Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan yang menjadi juara pada 2013 dan 2015, sekaligus menjadi wakil Indonesia yang pernah berjaya sejak turnamen itu bergulir pada 2008 silam.

Bila Butet, sapaan Liliyana, mampu mendapatkan kondisi fisik prima, bukan tidak mungkin bisa memenangkan persaingan dengan pasangan muda lainnya. Bagaimana Praveen dan Debby? Meski tidak terlalu berharap, berkaca pada performa setahun terakhir, juara All England 2016 itu bisa menjadikan turnamen penutup tahun ini sebagai titik balik. Bila tidak, bisa jadi turnamen ini menjadi akhir kebersamaan mereka.

Daftar peserta Dubai World Superseries Finals 2017 (diambil dari bwfworldsuperseries.com):

Tunggal putra
1. Son Wan Ho (Korea)
2. Kidambi Srikanth (India)
3. Shi Yuqi (Tiongkok)
4. Lee Chong Wei (Malaysia)
5. Chou Tien Chen (Taiwan)
6. Ng Ka Long (Hong Kong)
7. Chen Long (Tiongkok)
8. Viktor Axelsen (Denmark)

Tunggal putri
1. Akane Yamaguchi (Jepang)
2. Tai Tzu Ying (Taiwan)
3. Sung Ji Hyun (Korea)
4. Pusarla V Sindhu (India)
5. Ratchanok Intanon (Thailand)
6. Carolina Marin (Spain)
7. He Bingjiao (Tiongkok)
8. Nozomi Okuhara (Jepang)

Ganda putra
1. Marcus Fernaldi/Kevin Sanjaya (Indonesia)
2. Mathias Boe/Carsten Mogensen (Denmark)
3. Li Junhui/Liu Yuchen (Tiongkok)
4. Liu Cheng/Zhang Nan (Tiongkok)
5. Takeshi Kamura/Keigo Sonoda (Jepang)
6. Mads Conrad-Petersen/Mads Pieler Kolding (Denmark)
7. Lee Jhe-Huei/Lee Yang (Taiwan)
8. Takuro Hoki/Yugo Kobayashi (Jepang)

Ganda putri
1. Shiho Tanaka/Koharu Yonemoto (Jepang)
2. Yuki Fukushima/Sayaka Hirota (Jepang)
3. Chen Qingchen/Jia Yifan (Tiongkok)
4. Christinna Pedersen/Kamilla Rytter Juhl (Denmark)
5. Chang Ye Na/Lee So Hee (Korea)
6. Jung Kyung Eun/Shin Seung Chan (Korea)
7. Yu Xiaohan/Huang Yaqiong (Tiongkok)
8. Hsu Ya Ching/Wu Ti Jung (Taiwan)

Ganda campuran
1. Zheng Siwei/Chen Qingchen (Tiongkok)
2. Lu Kai/Huang Yaqiong (Tiongkok)
3. Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (Indonesia)
4. Tang Chun Man/Tse Ying Suet (Hong Kong)
5. Praveen Jordan/Debby Susanto (Indonesia)
6. Chris Adcock/Gabrielle Adcock (Inggris)
7. Tan Kian Meng/Lai Pei Jing (Malaysia)
8. Kenta Kazuno/Ayane Kurihara (Jepang)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun