Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Sejarah Baru di Panggung Superliga Badminton 2017

24 Februari 2017   23:49 Diperbarui: 25 Februari 2017   10:00 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gregoria Mariska mengantar Mutiara Cardinal ke partai final menghadapi Berkat Abadi Banjarmasin/Djarumbadminton.com

 Wakana Nagahara bersaksi, “Bertanding di Indonesia sangat menyenangkan, kalau di Jepang, saat pertandingan tidak boleh ada suara, sangat berbeda dengan di Indonesia yang ramai. Namun kami tidak merasa terganggu, kami pasti mau datang lagi ke superliga tahun depan.”

Uratani Natsumi/Murayama Yumi dari Hokuto Bank/Djarumbadminton.com
Uratani Natsumi/Murayama Yumi dari Hokuto Bank/Djarumbadminton.com
Seperti Berkat Abadi begitu juga Mutiara Cardinal. Tim asal Bandung, Jawa Barat ini untuk pertama kali tampil di babak final. Hasil tersebut tak lepas dari kerja keras Hanna ramadini dan kolega menyisihkan Tjakrindo Masters dengan skor tipis 3-2.

Tjakrindo lebih dulu membuka keunggulan di nomor tunggal putri. Fitriani mampu meredam perlawanan rekannya di Pelatnas, Hanna Ramadhini dua game langsung 21-17 dan 21-15. Pasangan Nisak Puji Lestari/Tiara Rosalia Nuraidah berhasil menyamakan kedudukan setelah terlibat laga sengit selama lebih dari satu jam menghadapi Ni Ketut M Istarani/Meirisa Cindy Sahputri. Nisak/Tiara menang dengan skor 21-17 14-2117-21.

Gregoria Mariska Tunjung membawa Mutiara balik memimpin. Jorji, sapaan Gregoria masih terlalu tangguh bagi Isra Faradilah sehingga mampu menang dengan cukup mudah 21-18 dan 21-11. Kekalahan Suci Rizky Andidi/Yulfira Barkah atas pasangan Miki Kashihara/Miyuki Kato, 15-21 14-21 menunda kemenangan tim asal Kota Kembang itu.

Hera Desi Ana Rachmawati menjadi pahlawan kemenangan Mutiara. Di partai terakhir, pemain pelatnas ini mampu membekuk pemain asal Jepang Yasuda Miku. Pertarungan keduanya benar-benar klimaks dari pertandingan ini. Bermain selama 50 menit, Hera menang dengan skor akhir 21-18 8-21 17-21.

Lolosnya Mutiara ke partai final mendatangkan kebanggaan tersendiri. Berbeda dengan tim-tim lain yang “mengimpor” amunisi, termasuk dari mancanegara, Mutiara benar-benar tampil dengan kekuatan sendiri.

“Kami mulai ikut superliga di tahun 2007, dan akhirnya 10 tahun kami menunggu, kami bisa ke final dengan kekuatan pemain sendiri,” ungkap Umar Djaidi, manajer tim mantap.

Zhang Beiwen salah satu pemain asing andalan PB Berkat Abadi/Djarumbadminton.com
Zhang Beiwen salah satu pemain asing andalan PB Berkat Abadi/Djarumbadminton.com
Lantas bagaimana prediksi laga final nanti? Di sektor ganda peluang Berkat Abadi lebih besar. Sementara di nomor tunggal, seperti prediksi Umar, kedua tim masih bisa beradu.

“ Peluangnya kami 45 mereka 55 tapi kami akan coba di lapangan. Di nomor tunggal pun, kami tidak tahu apakah nanti Hanna akan diturunkan atau tidak, karena tadi ada sedikit cedera.”

Terlepas dari hasil akhir setidaknya laga pamungkas ini adalah kemenangan bagi kedua pendatang baru, baik Berkat Abadi sebagai wakil tunggal dari luar Jawa, maupun Mutiara yang telah menanti selama 10 tahun untuk merebut podium tertinggi bersama para pemain binaannya.

N.B

Pertandingan final ini dijadwalkan pada  Sabtu (25/2) mulai pukul 12.00 WIB.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun