Mohon tunggu...
Teacher Christine
Teacher Christine Mohon Tunggu... Guru - Guru yang siap bereksplorasi

Menjadi guru harus kreatif dan mau belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

2.3.a.8 Koneksi Antar Materi - Modul 2.3 (Coaching Untuk Supervisi Akademik)

15 Desember 2022   12:14 Diperbarui: 15 Desember 2022   13:38 2730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Coaching adalah bentuk kemitraan bersama klien (Coachee) untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional yang dimilikinya melalui proses yang menstimulasi dan mengekspl0rasi pemikiran dan proses kreatif.

Coaching dalam dunia pendidikan menjadi salah satu proses "Menuntun" belajar murid untuk mencapai kekuatan kodratnya sebagai seorang "Pamong". Guru dapat memberikan "Tuntunan" melalui pertanyaan-pertanyaan reflektif dan efektif agar kekuatan kodrat anak terpancar dari dirinya.

Paradigma Berfikir Coaching :

  • Fokus Pada Coachee
  • Bersikap Terbuka dan Ingin Tahu
  • Memlikiki Kesadaran Diri yang Kuat
  • Mampu Melihat Peluang yang Baru dan Masa Depan

Prinsip Coaching :

  • Kemitraan, Dalam Coaching posisi Coach terhadap Coacheenya adalah mitra. Hal itu berarti setara dan tidak ada yang lebih tinggi ataupun lebih rendah.
  • Proses Kreatif, Proses kreatif ini dilakukan melalui percakapan : dua arah, memicu proses berpikir Coachee dan menggali situasi Coachee untuk menghasilkan ide-ide baru.
  • Memaksimalkan Potensi, untuk memaksimalkan potensi dan memberdayakan rekan sejawat, percakapan perlu diakhiri dengan suatu rencana tindak lanjut yang diputuskan oleh rekan yang dikembangkan.

Kompetensi Inti Coaching:

  • Kehadiran Penuh/ Presence, adalah kemampuan untuk bisa hadir utuh bagi Coachee atau di dalam coaching disebut Coaching Presence sehingga badan, pikiran, hati selaras saat sedang melakukan percakapan coaching. Kehadiran penuh ini adalah bagian dari kesadaran diri yang akan membantu munculnya paradigma berpikir dan kompetensi lain saat kita melakukan percakapan coaching. 
  • Mendengarkan Aktif, adalah kemampuan untuk fokus pada apa yang dikatakan oleh lawan bicara dan memahami keseluruhan makna yang tidak terucapkan.
  • Mengajukan Pertanyaan Berbobot, pertanyaan yang diajukan seorang coach diharapkan menggugah orang untuk berpikir dan dapat menstimulasi pemikiran coachee. memunculkan hal-hal yang mungkin belum terpikirkan sebelumnya, mengungkapkan emosi atau nilai dalam diri yang dapat mendorong coachee untuk membuat sebuah aksi bagi pengembangan diri dan kompetensi.

Alur Percakapan Tirta:

  • Tujuan, menyepakati topik pembicaraan dan hasil pembicaraan.
  • Identifikasi, menggali dan memetakan situasi saat ini. Menghubungkan fakta-fakta yang ada.
  • Rencana Aksi, pengembangan ide atau alternatif solusi untuk rencana yang akan dibuat.
  • Tanggungjawab, membuat komitmen atas hasil yang dicapai dan untuk langkah selanjutnya.

Supervisi Akademik dengan Paradigma Berpikir Coaching

Supervisi akademik perlu dimaknai secara positif sebagai kegiatan berkelanjutan yang meningkatkan kompetensi guru sebagai pemimpin pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaranyakni pembelajaran yang berpihak pada anak. Kegiatan supervisi akademik hanya memiliki sebuah tujuan yakni, pemberdayaan dan pengembangan kompetensi diri dalam rangka peningkatkan performa mengajar dan mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pelaksanaanya ada dua paradigma utama yang menjadi landasan untuk menjalankan proses supervisi akademik yang memberdayakan, yakni paradigma pengembangan kompetensi yang berkelanjutan dan optimalisasi potensi setiap individu. Prinsip supervisi akademik dengan paradigma berpikir coaching meliputi ; Kemitraan, Konstruktif, Terencana, Reflektif, Objektif, Berkesinambungan dan Komprehensif. Pelaksanaan supervisi akademik didasarkan pada kebutuhan dan tujuan sekolah yang dilaksanakan dalam tiga tahapan yakni; Perencanaan, Pelaksanaan Supervisi, dan Tindak Lanjut. Pada tahap perencanaan, supervisor merumuskan tujuan, melihat pada kebutuhan pengembangan guru, memilih pendekatan, teknik dan model, menetapkan jadwal, dan mempersiapkan ragam instrumen.

Salah satu bagian dalam tahapan pelaksanaan supervisi akademik adalah observasi pembelajaran di kelas atau biasa disebut supervisi klinis. Supervisi klinis adalah, rangkaian kegiatan berpikir, dan kegiatan praktik yang dirancang oleh guru dan supervisor dalam rangka meningkatkan performa pembelajaran guru di kelas dengan mengambil data dari peristiwa yang terjadi, menganalisis data yang didapat, merancang strategi untuk meningkatkan hasil belajar murid dengan terlebih dahulu dengan meningkatkan performa guru di kelas. Siklus dalam supervisi klinis pada umumnya meliputi tiga tahap, yakni ; Pra Observasi, Observasi, dan Pasca Observasi.

Kegiatan Tindak lanjut berupa kegiatan langsung atau tidak langsung seperti percakapan coaching, kegiatan kelompok kerja guru di sekolah, fasilitasi, dan diskusi, serta kegiatan lainnya di mana para guru belajar dan memiliki ruang pengembangan diri melalui berbagai kegiatan. Semua kegiatan ini dapat dilakukan secara berkala sesuai dengan kebutuhan pengembangan diri untuk meningkatkan kompetensi.

Pertanyaan :

  • Bagaimana peran Anda sebagai seorang coach di sekolah dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya di paket modul 2 yaitu pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial dan emosi?
  • Bagaimana keterkaitan keterampilan coaching dengan pengembangan kompetensi sebagai pemimpin  pembelajaran?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun