Mohon tunggu...
HANIF NURCHOLIS
HANIF NURCHOLIS Mohon Tunggu... Dosen dan Guru Besar FHISIP Universitas Terbuka

Saya memiliki pengalaman menulis buku SD,SMP, dan Perguruan Tinggi.Buku tentang Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah menjadi buku referensi utama untuk Jurusan Administrasi Negara ,Pemerintahan,dan Hukum. Buku Negara Bagian dan Pemerintahan Lokal (State and Local Government,2021). Teori dan Regulasi Otonomi Daerah 2025.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Parpol Segera Mengubur Demokrasi , Gen Z Akan Menyelamatkan Demokrasi Tanpa Parpol ?

15 September 2025   08:26 Diperbarui: 15 September 2025   08:40 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demokrasi katanya kedaulatan di tangan rakyat. Tapi coba lihat kenyataan sekarang: kedaulatan itu dirampas, digadaikan, bahkan diperdagangkan oleh partai politik (parpol). Padahal, parpol dibentuk untuk mengagregasi kepentingan rakyat. Nyatanya? Kepentingan rakyat hanya jadi pajangan brosur kampanye.
Parpol: Dari Jembatan Jadi Zombie

Hari ini, parpol lebih mirip zombie demokrasi. Jalannya sempoyongan, wajahnya menakutkan, tapi tetap dipaksa hidup. Mereka tak lagi nyambung dengan rakyat, tapi akrab sekali dengan para pemodal. Uang jadi syarat utama, bukan akal sehat atau moralitas.

Janji manis ditebar saat pemilu, begitu kursi diraih, rakyat ditinggal. Demokrasi dijadikan tameng, rakyat dijadikan umpan, dan kekuasaan dipakai untuk bancakan. Singkatnya: rakyat ditipu, demokrasi digadai, parpol pesta pora.

Rakyat Mulai Kabur

Tapi rakyat juga tidak bodoh. Semakin lama semakin sadar kalau parpol hanya jualan mimpi. Akibatnya, banyak yang apatis: malas ke TPS, muak mendengar kampanye, bahkan terang-terangan mencaci parpol.

Dan saat rakyat meninggalkan parpol, maka sejatinya mereka juga meninggalkan demokrasi model lama ini. Demokrasi yang katanya dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat---nyatanya sudah lama disulap jadi dari parpol, oleh parpol, untuk pemodal.

Gen Z: Revolusi Tanpa Parpol

Nah, di sinilah Gen Z tampil sebagai harapan baru. Generasi yang lahir di tengah gempuran digital ini ogah tunduk pada parpol. Mereka lebih percaya aplikasi daripada janji-janji politikus.

Gen Z justru mempercepat parpol masuk kubur. Mereka punya cara lain untuk menyelamatkan demokrasi. Lewat aplikasi populer, platform digital, atau media sosial, Gen Z bisa langsung memilih siapa wakilnya. Mereka ingin aktor negara yang amanah, kompeten, dan transparan---tanpa perantara parpol yang korup.

Bagi Gen Z, parpol itu bukan rumah demokrasi, tapi kutukan. Dan kutukan itu harus diputus.

Penutup

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun