Belakangan ini, media sosial diramaikan oleh sebuah video yang memperlihatkan seorang anggota oposisi Suriah atau "Penginjak" menginjak sebuah bendera yang sekilas menyerupai bendera Palestina. Aksi ini menimbulkan kemarahan di kalangan netizen, khususnya mereka yang mendukung perjuangan rakyat Palestina. Namun, video ini ternyata menyimpan konteks yang berbeda dari apa yang banyak orang pahami.
Klarifikasi dari Video
Video tersebut diyakini muncul setelah 8 Desember 2024, tepatnya setelah Presiden Suriah Basyar al-Assad melarikan diri ke Rusia. Dalam video kedua yang beredar di Beberapa media sosial, terlihat seorang individu yang diduga wartawan menjelaskan bahwa bendera yang diinjaknya adalah bendera Partai Ba'ath Suriah, bukan bendera Palestina. Sayangnya, karena penjelasan tersebut disampaikan dalam bahasa Arab dan tidak semua penonton memahami konteksnya, banyak yang keliru menafsirkan maksud dari aksi tersebut.
Kemiripan Bendera yang Menyesatkan
Salah satu faktor utama terjadinya kesalahpahaman ini adalah kemiripan visual dan desain antara bendera Palestina dan bendera Partai Ba'ath. Keduanya sama-sama menggunakan empat warna utama yang merupakan simbol Pan-Arab: merah, putih, hitam, dan hijau.
Keempat warna tersebut memiliki makna historis yang mendalam bagi dunia Arab. Hitam melambangkan Dinasti Abbasiyah dan Khulafaur Rasyidin, putih mewakili Dinasti Umayyah, hijau dikaitkan dengan Dinasti Fatimiyah serta simbol Islam secara umum, dan merah mencerminkan Dinasti Hasyimiyah. Kombinasi warna Pan-Arab ini mulai digunakan secara luas dalam berbagai gerakan nasionalisme Arab, khususnya saat melawan Kesultanan Turki Utsmani dalam Pemberontakan Arab tahun 1916.
Perbedaan Teknis yang Terabaikan
Walaupun bendera Partai Ba'ath dan bendera Palestina memiliki warna yang sama, terdapat perbedaan signifikan pada detail teknis: