Mohon tunggu...
Chandra Budiarso
Chandra Budiarso Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Iseng

Buah Pikiran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Travel Vlog adalah Jalan Ninjaku

22 Mei 2021   17:21 Diperbarui: 22 Mei 2021   17:24 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel Vlog Adalah Jalan Ninjaku (sumber: IDN Times)

Lima belas bulan sejak kasus covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia, sejak itu pula kehidupan sosial seakan terhenti. New Normal pun tak semerta-merta mengembalikan semuanya. Meskipun sudah mulai berpergian, kebebasan sebelum pandemi belum benar-benar kembali.

Bagi yang merasa diri introvert saja pandemi sudah membuat muak bukan kepalang, apalagi untuk yang merasa tak bisa sehari saja diam dirumah. Tak terbayang betapa susahnya. Namun setidaknya ada satu hal yang dapat membantu mengatasi kesulitan itu: Travel Vlog.

Saya sendiri pada awalnya adalah orang yang skeptis dengan konten jalan-jalan. Jika membuka Youtube, saya lebih menyenangi konten talkshow entah apapun topiknya. Namun sejak pandemi, semua berubah. 

Konten Travel Vlog menjadi tontonan sehari-hari. Tidak hanya bagian enaknya, saya juga tertarik menonton/membaca persiapan di balik sebuah kegiatan jalan-jalan yang indah: budgeting, planning, sampai hal-hal repot yang tak diduga seperti ditahan di imigrasi, misalnya. 

Bahkan Google pun sampai tahu tentang kebosanan dan minat saya untuk pergi jalan-jalan, sampai-sampai iklan yang muncul di media sosial adalah tentang penjualan tiket hotel dan pesawat.

Minat ini tumbuh perlahan. Saya tidak yakin apakah ini karena kebosanan yang bertumpuk atau video Youtube Pangeran Mingguan: Jarang Panik Karena Sering Piknik. 

Isi konten tersebut kurang lebih membahas mengenai pengalaman seorang travel vlogger, Marischka Prudence. Salah satu kalimat yang mengena ketika beliau mengatakan bahwa jalan-jalan adalah salah satu bentuk investasi memori.

Sejak saat itu, saya mulai mengikuti kontennya dan beberapa travel vlogger lain, salah satunya adalah Wira Nurmansyah. Videonya yang pertama kali saya tonton adalah saat beliau berjalan-jalan sendiri di kota London. Menonton video itu, saya seolah sedang ikut berjalan-jalan di Kota London.

Perlahan, Youtube terus membaca minat saya yang sedang tumbuh, sehingga terus disuguhkan konten serupa. Saya baru sadar bahwa ternyata banyak sekali content creator yang saya ikuti sejak lama juga membuat konten serupa, namun saya abai. 

Sebut saja: Kevin Hendrawan, Pandji Pragiwaksono, Arief Muhammad, hingga Raffi Ahmad. Bersama mereka, saya berjalan-jalan menyusuri dunia. Meskipun seperti ada kekosongan sesaat setelah menonton video-video tersebut, namun setidaknya kebosanan itu bisa sedikit teratasi.

Ada satu hal lain yang membuka mata saya mengenai konten Travel Vlog, yaitu membuka wawasan.

Pernahkah kalian mendengar soal-soal kuis pengetahuan umum? Apa pertanyaan yang sering kalian dengar? Atau jika kalian diminta mempersiapkan diri untuk menghadiri lomba kuis pengetahuan umum dengan materi acak, hal-hal apa yang menurut kalian perlu dikuasai? 

Pasti akan banyak sekali pertanyaan mulai dari yang rumit seperti: sejarah dunia, tokoh-tokoh, dan karya seni, hingga pertanyaan yang sederhana seperti nama ibu kota atau bandara di sebuah negara. 

Lewat konten travel vlog, pengetahuan mengenai dunia menjadi lebih luas. Saya jadi tahu nama-nama bandara, nama kota, kebiasaan masyarakat di banyak belahan dunia, juga banyak tokoh dan karya seninya. 

Johan Sebastian Bach, seorang komponis asal Jerman hingga Jose Rizal, seorang reformis asal Filipina. Wawasan-wawasan sederhana itu saya dapat melalui konten travel vlog.

Yang paling penting, konten travel vlog juga menumbuhkan minat untuk jalan-jalan mencari pengalaman baru. Saya amat mensyukuri minat ini tumbuh di usia 20-an.

Tanpa mengurangi rasa hormat terhadap siapapun, saya hanya tidak bisa membayangkan bila hidup di usia senja tanpa pengalaman apapun diluar sana. Apa yang akan saya ceritakan kepada anak-cucu selain pengalaman duduk dikantor dari jam 9 pagi - 5 sore?

Dunia terlalu luas untuk didiamkan, bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun