Mohon tunggu...
Chalim Mufidah
Chalim Mufidah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Allah dulu, Allah lagi, Allah terus..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Model-model Pondok Pesantren (Tipologi Pondok Pesantren)

3 Juni 2020   16:38 Diperbarui: 3 Juni 2020   16:41 1857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

A. Pesantren Salafiyah (Tradisional)

Pesantren Salafiyah yaitu pesantren tempat seseorang mencari ilmu, dengan menerapkan pendidikan yang berpedoman pada kitab-kitab klasik atau biasa kita kenal dengan kitab kuning. Hal yang membedakan antara pesantren salafiyah dengan pesantren tradisional dengan pesantren modern, yakni pada metode pengajaran dan infrastrukturnya. Di pesantren salafiyah hubungan emosional kyai dengan santri sangat dekat. Karena di pesantren salafiyah, kyailah yang langsung terjun untuk menangani para santri di pondok, baik dalam hal pendidikan maupun kegiatan sehari-hari santri di pesantren tersebut.

Kata salaf berasal dari bahasa arab, yang memiliki arti dulu atau yang sudah lewat. Istilah salaf di Indonesia bermakna konotasi dengan pesantren tradisional yang menerapkan sistem pendidikan kuno, seperti wetonan, bandongan, dan sorogan. Sistem pendidikan di pesantren salafiyah ini murni mengajarkan ilmu agama dengan menerapkan sistem tradisional atau klasikal, yang juga di mana disebut jenjang kelas atau istilah madrasah diniyah.

Pesantren salafiyah yang memiliki banyak santri, menerapkan dua sistem pengajaran, baik sistem tradisional maupun sistem klasikal. Kegiatan di pondok pesantren di antaranya yaitu sholat berjamaah, wetonan, bandongan, sorogan, ro'an (kerja bakti lingkungan pondok), syawir, maulidan, dan masih banyak lagi kegiatan keagamaan di pesantren salafiyah.

Secara garis besar, sistem pengajaran di pondok pesantren salaf itu menerapkan 2 sistem, yang pertama sistem wetonan. Sistem pengajaran wetonan ini dilakukan dengan Kyai membaca kitab dan disimak oleh beberapa santri yang membawa masing-masing kitab yang sama. Dalam sistem wetonan ini tidak ada absensi, jadi santri bisa hadir atau tidak.

Kemudian yang kedua, sistem pengajaran di pondok salaf yaitu sistem sorogan. Sorogan ini dilakukan oleh santri yang membawa kitab ke hadapan kyai, kemudian membacanya, dan jika ada kesalahan maka langsung dibenarkan oleh Kyai. Beberapa cabang ilmu yang diajarkan di pondok pesantren di antaranya adalah ilmu nahwu, ilmu shorof, ilmu ma'any, ilmu bayan, ilmu badhi', ilmu tauhid, ilmu fiqh, ilmu ushul fiqh, ilmu tafsir, ilmu hadits, ilmu mustholahul hadits, dan ilmu manthiq.

Kurikulum pada pondok pesantren salafiyah ini merupakan pendidikan non formal saja, yang tidak di bawah naungan pemerintah, dengan mengajarkan ilmu-ilmu agama berdasarkan kitab-kitab klasik atau kitab kuning. Kitab-kitab tersebut biasanya tentang nahwu-shorof, akhlaq, tauhid, hadits, dan masih banyak lagi.

Metode di pondok pesantren saat ini bertujuan agar santri dapat mudah memahami Al-Qur'an dan kitab kuning, metode tersebut yang dikenal dengan Amtsilati. Dengan metode tersebut, para santri dapat belajar dari dasar hingga mampu membaca sampai memahami dan mendalami isi Al-Qur'an dan beberapa kitab klasik. Dengan demikian kurikulum pada pesantren salafiyah menerapkan pengajaran yang berpedoman pada kitab-kitab klasik atau kitab kuning yang isinya tentang ilmu agama. Kurikulum pesantren ini tidaklah berdasarkan Kementrian Pendidikan, melainkan dikelola sendiri oleh Pengasuh dan pengurus pondok pesantren salafiyah tersebut.

B. Pesantren Khalafiyah (Modern)

Pesantren Khalafiyah atau biasa dikenal dengan pesantren modern ini merupakan hasil perkembangan dari pesantren salafiyah, yang dimana pendidikan di pesantren modern ini selain mengajarkan ilmu agama juga diajarkan ilmu pengetahuan umum, dengan tujuan mencetak generasi yang memiliki keterampilan sesuai dengan perkembangan zaman yang ada saat ini. Di pesantren modern, santri tidak hanya diajarkan kitab-kitab klasik saja, melainkan juga buku-buku tentang ilmu pengetahuan umum.

Hal yang menjadi perbedaan antara pesantren modern ini dengan pesantren salafiyah, yaitu di pesantren modern kebanyakan diwajibkan menggunakan bahasa asing untuk komunikasi sehari-hari, yakni bahasa arab dan inggris. Biasanya, santri putra di pesantren modern diperbolehkan mengenakan celana, tidak hanya sarung saja, hal tersebut bertujuan agar santri putra bebas untuk melakukan aktivitas.

Kurikulum di pesantren modern ditetapkan dengan memperhatikan dan mempertimbangkan perkembangan yang ada, baik perkembangan teknologi, maupun kebutuhan manusia saat ini yang lainnya.

Meskipun terdapat beberapa perbedaan antara pesantren salafiyah dan modern, namun juga terdapat kesamaan yakni pada cita dan asa. Cita dari pesantren salafiyah dan modern yaitu untuk menjadikan Islam kembali berjaya seperti pada masa Rasulullah SAW. Sedangkan asa pesantren salafiyah dan modern yakni sama-sama semangat untuk menegakkan agama Allah.

C. Kategorisasi Pondok Pesantren

Ada banyak pandangan tentang pengelompokan pondok pesantren. Zamakhsyari Dhofir mengelompokkan jenis pesantren menjadi 2, yakni Pesantren Salafi yang sistem pengajarannya menggunakan kitab salaf atau klasik, dan Pesantren Khalafi yang selain mengajarkan beberapa kitab klasik juga memasukkan ajaran ilmu pengetahuan umum kepada santri.

Pengelompokan pondok pesantren yang dilihat dari sistem yang dikembangkan dibagi menjadi 3, yakni :

  1. Memiliki santri yang belajar yang tinggal bersama kyai. Kurikulum yang diterapkan tergantung kyai, dan  pengajarannya dilakukan secara individual.
  2. Memiliki madrasah, kurikulum tertentu, santri tinggal di asrama untuk mempelajari beberapa cabang ilmu agama dan umum.
  3. Hanya berupa asrama, santri belajar di sekolah/madrasah/PTN di luar pondok. Kyai sebagai pengawas dan pembina mental.

Jenis pesantren menurut Qomar yang memaparkan pondok pesantren dari masa ke masa yakni ada 2 kategori, pesantren tradisional dan pesantren modern, di mana kategori tersebut dapat dilihat dari beberapa aspek, di antaranya :

  • Kepemimpinan pada pondok pesantren
  • Institusi pondok pesantren
  • Kurikulum pondok pesantren yang diterapkan
  • Metode pendidikan
  • Fasilitas yang ada di pondok pesantren

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun