Mohon tunggu...
Andi Baso Manguntungi
Andi Baso Manguntungi Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Dosen di Universitas Sulawesi Barat

Mahasiswa Pascasarjana di IPB University_Plant Microbiome Interaction (Mikrobiologi)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kenangan dalam Arah Impian Bersama Adrenalin 07

9 Oktober 2012   11:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:02 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Siapa yang tak kenal Adrenalin 07, nama yang begitu agung, nama yang begitu fenomenal dengan esensinya, pemberian dari Mahasenior yang begitu bijaksana, kalian tau atupun tak tau mengapa dinamai Adrenalin 07, akupun tak tau tapi aku tahu kisahnya simak aja, pasti kalian akan terharu, sedih, ketawa atau bahkan bertingkah tak jelas.Ini kisahnya. Kisah ini dimulai dengan wajah yang begitu lucu, dengan kepala botak dengan baju seragam yang tidak begitu jelas, dengan teriakan lantang seorang Mahasiswa kalau tidak salah seperti ini teriakan itu"HIDUP MAHASISWA" iya ini akan selalu terngiang

"Sebuah kenangan akan terpatri dalam sanubari yang teramat indah keprsembahkan padamu yang paling berharga dalam hidupku, sebuah kebersamaan, kekuatan yang terlaksa dalam kebimbangan dan kesendirian. Tulisan ini keprsembahkan padamu yang terindah ADRENALIN 07.

Ketika ditanya tentang kesan seseorang mengenai masa-masa kuliah, mungkin kebanyakan jawaban yang timbul adalah : “Menarik”, “tak terlupakan”, “wah,,,masa-masa indah…” dan banyaaak versi ungkapan-ungkapan yang muncul sesuai dengan latar belakang pengalaman dan kisah yang berbeda. Namun semuanya sepakat, bahwa kuliah adalah masa-masa yang tak terlupakan. Dan itu memang benar adanya. Dahulu, ketika langkah-langkah polos kita mulai menapaki rajutan hari-hari di kampus, tak pernah terpikirkan bahwa tiap detik yang kita lalui saat itu, kelak akan menjadi hal-hal yang akan sangat kita rindukan pada 5, 10, 15, atau 20 tahun mendatang. Setiap jengkal kejadian, baik itu kisah sedih, menyenangkan, pahit, marik untuk diceritakan KELAK ketika kita sudah tidak bisa lagi melalui semua penngalaman itu.

Siapa sangka, pengalaman ketika dimarahi senior pada saat  ospek yang sangat membuat kita kesal, sekarang kalau difikir-fikir malah membuat kita tertawa sendiri. Siapa sangka, ketika pikiran polos kita sudah terkontaminasi dengan keinginan bolos, cabut, nyontek, suka membantah perkataan dosen, yang ujung-ujungnya adalah Skors, dihukum, kena marah…(ahh, menyakitkan memang), tetapi semua itu sekarang bak sebuah kisah manis yang sangat seru untuk diceritakan, Atau pengalaman ketika menjadi seorang bintang kelas, aktifis kampus, ikut berbagai kegiatan dan perlombaan,,,telah meninggalkan seraut kebanggan di memory-memory otak kita.

Sebentuk persahabatan sejatipun telah kita bina di indahnya masa-masa kuliah. Teman yang bukan hanya sekedar pelepas tawa, namun juga hadir di kala kita berduka, yang bersedia menyediakan pundaknya ketika kita butuh sandaran. Bahkan menjadi teman seperjuangan yang turut andil dalam meramaikan jagat kenakalan-kenalakan remaja yang kita lakukan. Bahu membahu ketika, membuat setumpuk laporan di kelas,ketika ujian, dan lain sebagainya.Kemana lagi akan kita cari sahabat seperti itu selepas masa-masa kuliah???

Dan, sekelompok orang tua kedua yang kita panggil dengan sebutan “Bapak” dan “Ibu” itulah dosen … Kasih sayang dan jasanya kepada kita sungguh luar biasa. Hmmmm…walaupun terkadang kita mengikuti pelajaran beliau dengan adegan tambahan “terkantuk-kantuk”, diiringi rasa bosan, jenuh, bahkan lebih ekstrimnya lagi kita meninggalkan beliau yang dengan kesungguhannya sedang mengajar, untuk sekedar nongkrong di kantin,ngaso di perpus, tidur-tiduran di Mushala, atau nekat pulang ke rumah dan gak balik-balik lagi ke kampus (sinonimnya CABUT)

Jika seorang pemikir ulung mengatakan bahwa ”future is’nt to be found, but to created” mungkin itu benar adanya. Dan tahukah kawan, secara tidak langsung, masa-masa kuliah merupakan bagian dan langkah untuk kita mencapai kondisi seperti saat ini. Masa-masa kuliah turut berkontribusi untuk menciptakan ”kita” yang seperti ini. Maka patutlah rasanya jika kita mengucapan terimakasih kepada dosen, sahabat, semua civitas akademika, yang turut andil mewarnai kehidupan kita dengan hitam, putih, merah, birunya dunia.

Klise memang, namun begitulah adanya. Sepahit, seburuk, semanis apapun kenangan itu, kenangan tinggalllah kenangan… dan setiap kenangan itu tak kan pernah terulang persis sama seperti dahulu…Namun ada satu teori konsep kenangan yang sepertinya harus kita sepakati, bahwa; kenangan bukanlah untuk dilupakan…Biarkan menjadi sebentuk kisah, SEBUAH KISAH KLASIK UNTUK MASA DEPAN… Sebuah kisah klasik yang akan kita ceritakan kepada anak, cucu kita kelak.

Andai ada satu hariiiiiiiiiiiii saja untukku dapat mengulang kembali indahnya masa kuliah, duduk tenang di dalam ruangan, laboratorium, mengerjakan laporan yang seolah menjadi beban seumur hidup, bercanda ria dengan teman, ke kantin bareng, gila-gilaan bareng... Hmmmm....andai itu benar-benar terjadi. Tapi kutahu itu semua hanya mimpi. Tidak mungkin bisa benar-benar mengulang kembali... Tuhan, jika memang begitu, jangan hapus memory-memory itu. Biarlah tersimpan abadi di otakku, agar aku bisa mereplay ulang kembali semua peristiwa indah itu... Kisah yang terukir indah di bawah naungan acasiaku...

”Jabat tanganku, mungkin untuk yang terakhir kail, kita berbincang, tentang memory di masa itu,,,Peluk tubuhku, usapkan juga air mataku, kita terharu seakan tiada bertemu lagi. Bersenang-senanglah, karena hari ini yang kan kita rindukan, di hari nanti, sebuah KISAH KLASIK tuk masa depan. Bersenang-senanglah, karena waktu ini yang kan kita banggakan, di hari tua.....Sampai jumpa kawanku..Semoga kita selalu,,Menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan....Mungkin diriku, masih ingin bersama kalian, mungkin jiwaku, masih haus sanjungan kalian”(Kisah klasik untuk masa depan, by; Sheila on 7)"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun