Mohon tunggu...
chairil sani
chairil sani Mohon Tunggu... -

hanya orang biasa yg kecemplung dibidang telco,sangat tertarik dengan bidang2 sosial,kemasyarakatan ,lingkungan,sedang mencoba menulis dan menulis, membaca dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Saya Capek Jadi Polisi Indonesia

2 November 2009   11:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:28 1392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Konon polisi indonesia sudah berumur 64 tahun,luar biasa perjalanan hidup kami,selalu ditarik kesana kemari,berdiri sendiri,dibawah departemen dalam negeri,ditarik masuk dalam jajaran militer,kemudian dilepas berdiri sendiri. Sudah banyak ocehan ocehan yang masuk kedalam institusi kami,mulai dari yang sedikit seram sampai yang sangat seram, caci maki ,sumpah serapah, seakan kami tidak ada ada gunanya.

Sudah santap sehari hari,tapi begitu ada kejadian dimasyarakat, mulai dari suami istri yang bertengkar,maling sepatu,maling ayam,lalu lintas macet, kami selalu dicari, mana polisi !!,bahkan kam juga mendengar sindiran kalau hilang barang,kalau masih bisa diatasi jangan lapor polisi,karena ada pemeo,kalau lapor hilang kambing bisa bisa hilang sapi. Kami tahu itu semua,namun kami hanya dapat menutup telinga,mengelus dada.

Teman teman kami yang bertugas dilapangan,sebagai polisi lintas selalu disindir dengan istilah prit jigo,bahwa polantas selalu mejebak pengendara yang salah masuk rambu rambu larangan,pada saat kami mau melakukan tilang,selalu dirayu dengan mohon kebiajksanaan,kalau yang punya bekingan,mereka mengeluarkan katu nama,atau menelpon kerabat mereka yang kebetulan juga atasan kami,padahal kami sudah bertugas dari pagi buta,saat teman teman kami yang lain instansi masih terlelap,kami sudah bersiap siap dijalan,bahkan kalau tejadi sesuatu,bisa bisa kami berdinas dijalanan sampai malam hari,menghirup debu jalanan dan gasbuangan co2.kepanasan,keujanan.

Pada saat semua orang tersentak dengan bom yang diledakan teroris,kami dengansegenap kemampuan yang kami miliki,mengbaikan rasa takut terdalam kami sebagai manusia,berjudi dengan bom yang dipasang sekelompok orang yang dinamakan teroris,sejujurnya kami juga takut mati,tapi ini adalah tugas kami. Pada saat kita disentakan dengan maraknya peredaran narkoba,berapa banyak pula anggota kami yang menyamar menjadi bagian dari sindikat narkoba dan tidak sedikit mereka akhirnya menjadi pencandu juga, berhari hari,berbulan,meninggalkan keluarga,dan banyak istri istri mereka yang menyeleweng,karena sudah ditinggal berbulan,belum anak meraka juga menjadi pecandu,demi target operasi yang sudah ditetapkan,sungguh mempertaruhkann nyawa dan keluarga,demi tugas polisi.

Dengan maraknya pemberantasan korupsi,terbatasnya penyidikan dari KPK dan kejaksaan, lembaga lembaga penegak hukum saling berlomb,kadang kami mengejar bola,bukan hanya jemput bola,kami tidk hanya menunggu laporan masarakat,kami yang bertugas sangat banyak dapat tekanan,apalagi kami kalah pangkat,karena kasus korupsi tidak dilakukan oleh orang orang kelas bawah,kalau hanya nyolong ayam ,nyolong sendal, sangat gampang kami atasi, tapi ini yang korupsi adalah orang orang terpandang dinegeri ini ,bayangkan saat kami periksa saja mereka sudah datang dengan pengawalan dari orang orang sekitarnya,kadang membuat kami miris,dan segan juga,kadang kami kalah kuasa, apalagi kalau sudah ada tekanan tekanan baik dari atasan atau dari langit yang lebih tingi.

Kami capek jadi polisi indonesia ,di republik ini agaknya hanya kantor polisi yang buka 24 jam, kami tidak membela diri, sudah banyak perubahan perubahan dalam pelayanan masyarakat yang kami lakukan, banyak anggota kami yangberdedikasi tinggi,kadang godaaan materi juga menghampiri kami, dengan jam kerja yang kadang tidk teratur, dengan penghasilan yang sebenarnya jauh dari kebutuhan yang layak ,kami juga punya anak,keluarga,ingin juga mencukupi semua kebutuhan mereka,apalagi dengan tingkat konsumerisme yang tinggi,anak kami juga pengen punya blackberry seperti punya temannya ,pengen juga punya game PSP yang selalu ditenteng temen mainnya anak pejabat, atau anak pegawai BUMN, apa keadaan ini tidak membuat kami tergoda menggunakan kekuasaandan kesempatan yang berlalu lalang didepan kami, ditambah lagi segelintir atasan yag minta upeti yang harus kami penuhi.

Kami capek jadi polisi indonesia,ditambah sekarang polemik cicak buaya,seakan akan kami polisi selalu salah? sudah siapkah bangsa ini tanpa polisi ? pertanyaan kami kenapa kami dikasi kekuasaan yang sedemikian besar dalam penyidikan,kami jumawa,kami menjadi arogan,kami jadi lembaga supe body,bahkan rekan kami dengan jumawa menganggap kami adalah BUAYA !! Rupanya teman kami betul,dia sudah capek jadi polisi indonesia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun