Dalam menghadapi penurunan stok beras, pemerintah Indonesia mengambil langkah yang tegas untuk mengimpor beras kembali. Langkah tersebut diambil sebagai respon terhadap kondisi yang mengkhawatirkan di mana stok beras terus mengalami penurunan. Menurut kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), penambahan kuota impor merupakan salah satu tindakan terhadap potensi kekurangan beras ke depannya. Arief menyatakan ketidakpastian cuaca yang mempengaruhi sektor pertanian tidak bisa diprediksi, maka penting untuk memiliki cadangan beras pemerintah (CBP) sebagai langkah untuk antisipasi.
Menteri perdagangan Republik Indonesia, Zulkifli hasan menyatakan bahwa Indonesia akan menambah kuota impor sebesar 1,6 juta ton. Dengan penambahan kuota impor tersebut maka total impor beras di Indonesia Tahun ini mencapai angka 3,6 Juta ton. "Impor tahun lalu 3,8 juta ton, tahun ini 2 juta dan 1,6 ton hampir 3,6 juta" ujar Zulhas, Jakarta, Senin (26/2/2024). Pemerintah mengklaim bahwa penambahan kuota impor dikarenakan produksi beras lokal masih belum mencukupi kebutuhan masyarakat.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman menyebut El Nino merupakan penyebab dari produksi beras lokal menurun. "Ini dampak dari el nino, kita kekurangan tanam sampai 1,9 juta ton. El Nino tidak main-main sehingga kita mencari alternatif lain.Â
Salah satu solusinya adalah Pompanisasi yang kemudian lahan rawa kita optimalisasi". Ujar Amran, di Kementerian Pertanian. Pompanisasi merupakan proses penyiraman lahan pertanian dengan menggunakan pompa untuk mengambil air dari sungai, danau, sumur, atau sumber air lainnya. Proses ini menggantikan sistem irigasi yang tidak efisien atau bahkan untuk lahan pertanian yang tidak memiliki infrastruktur irigasi sama sekali.
Menteri pertanian, Andi Amran Sulaiman juga menyatakan optimisnya terhadap penerapan Pompanisasi air sebagai langkah untuk meningkatkan produksi padi di Indonesia. "Untuk ke depannya karena dampak El Nino masih ada, kita melakukan akselerasi tanam dengan melakukan Pompanisasi di pulau Jawa. Memompa air sungai yang ada seperti di Jawa Timur, Bengawan Solo, dan Cimanuk". Ujar Amran, Jakarta, Selasa (27/02/2024).
Berdasarkan laporan dari perum Bulog, realisasi impor belas saat ini telah mencapai 500 ribu ton. Kementerian Dalam Negeri, Direktur Jenderal Perdagangan Isy Karim, menjelaskan bahwa penambahan impor beras diperlukan guna menjaga ketersediaan pasokan pangan dalam menyambut hari besar keagamaan negara (HBKN). Berdasarkan Survei dari Kementerian dalam negeri (Kemendag) lonjakan permintaan beras diperkirakan mencapai 45,13% selama periode Ramadhan.
Namun, keputusan pemerintah untuk melakukan impor beras tidak lepas dari kritik. Banyak pihak yang mempertanyakan keberhasilan pemerintah dalam menjaga stabilitas pasokan beras dalam negeri serta mengelola ketersediaan beras secara efektif. Selain itu, ada juga kekhawatiran terkait dampak impor beras terhadap petani lokal dan industri beras dalam negeri.
Meskipun demikian, pemerintah tetap menegaskan bahwa langkah yang diambil demi kepentingan nasional, yakni untuk memastikan ketersediaan beras yang cukup bagi seluruh masyarakat. Pemerintah juga berjanji akan terus mengambil langkah yang strategis untuk meningkatkan produksi beras dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor di masa yang akan datang. Â
Diharapkan dengan langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah tersebut dapat membawa dampak positif bagi stabilitas pasokan beras dan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI