Mohon tunggu...
Tarmizi Bustamam
Tarmizi Bustamam Mohon Tunggu...

Anggota alumni IKESMA Payakumbuh dan IKANED (Ikatan Alumni Nederland). Bekerja sebagai Insurance Loss Adjuster.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Kata Pajak dalam Bahasa Melayu Medan yang Berarti "Pasar", Asli Melayu

20 Desember 2013   23:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:41 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Tulisan saya berikut ini merupakan tanggapan dari Artikel yang ditulis oleh Sdr. Bill Wong tanggal 9 Desember 2013 yang berjudul “Kata Pajak di Kota Medan Berasal dari Bahasa Karo”

Dari artikel tersebut bisa saya simpulkan bahwa penulis hanya menduga-duga saja bahwa kata “pajak” dalam bahasa Melayu Medan yang berarti pasar berasal dari bahasa Karo, karena didirikan oleh suku Karo. Menurut hemat saya kata pajak adalah asli bahasa Melayu, oleh sebab itu saya tidak sependapat dengan penulis bhwa kata tersebut berasal dari bahasa Karo. 

Salah satu makna dari kata “pajak dalam bahasa Melayu adalah “Hak yang diperoleh melaksanakan sesuatu karena membayar sewa kepada kerajaan (negara). Seperti “pajak gadai” adalah tempat untuk usaha gadai-menggadai yang diberikan oleh kerajaan, pajak candu hak yang diberikan oleh kerajaan untuk menjual candu. Begitu pajak ikan adalah tempat menjual ikan.

Arti lain dari kata pajak adalah “cukai”. Sepertinya zaman dahulu di negeri-negeri Melayu semua bisnis dipajak (dikenakan cukai) oleh kerajaan (Sultan). Para pedagang agar bisa berbisnis untuk menjual komoditi mereka, harus membayar pajak (Cukai). Seseorang yang telah membayar pajak (cukai) mendapat hak untuk menjual komoditinya. Jadi lama-lama tempat berkumpulnya oarang-orang yang yang mendapat konsesi dari Sultan (Kerajaan) karena telah membayar “pajak” disebut orang-orang di Tanah Deli (Medan) jadi “pajak”.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun