Mohon tunggu...
DR. M Iqbal J Permana
DR. M Iqbal J Permana Mohon Tunggu... Peminat ilmu Ekonomi industri dan kebudayaan

Seorang pembelajar ilmu ekonomi yang tertarik dengan revolusi digital 4.0, marketing 6,0 dan utilitarianisme kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Kesenjangan Digital Dalam Penggunaan AI: perspektif generasi

17 Mei 2025   18:53 Diperbarui: 17 Mei 2025   18:56 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : istimewa

Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) telah menjadi bagian integral dalam kehidupan manusia, mulai dari otomatisasi pekerjaan, analisis data, hingga interaksi sosial(Russell & Norvig, 2021). Namun, tidak semua generasi mengadopsi teknologi ini dengan kecepatan yang sama.

 Kesenjangan digital dalam penggunaan AI menjadi tantangan global yang berdampak pada kesempatan kerja, pendidikan, dan akses terhadap inovasi teknologi (Van Dijk, 2020).  

Artikel ini akan membahas perbedaan adopsi AI antara Generasi Baby Boomers, X, Y (Milenial), dan Z, serta bagaimana faktor sosial, ekonomi, dan psikologis memengaruhi interaksi mereka dengan teknologi ini.  

Pola Penggunaan AI Berdasarkan Generasi

 
Berbagai survei terbaru menunjukkan bahwa generasi muda cenderung lebih cepat mengadopsi AI dibandingkan generasi yang lebih tua (Pew Research Center, 2024). Berikut adalah karakteristik utama dari setiap generasi:  

Generasi Z (lahir 1997-2012)  
- 70% telah menggunakan AI generatif, terutama untuk otomatisasi pekerjaan, hiburan, dan kreativitas (Smith, 2023).  
- Namun, mereka semakin skeptis terhadap keamanan data AI, dengan tingkat kepercayaan turun dari 55% pada 2023 menjadi 49% pada 2024 (IDC, 2024).  

Generasi Y (Milenial, lahir 1981-1996)
- 75% sudah mengadopsi AI dalam pekerjaan, terutama untuk manajemen proyek dan analisis data(McKinsey, 2023).  
- Kepercayaan terhadap AI sedikit menurun, dari 53% pada 2023 menjadi 51% pada 2024 (Accenture, 2024).  

Generasi X (lahir 1965-1980)
- **Hanya 46% yang percaya bahwa AI dapat melindungi data mereka**, dengan banyak yang masih dalam tahap eksplorasi teknologi ini (Gartner, 2024).  
- Sebagian besar menggunakan AI dalam otomatisasi bisnis dan pencarian informasi.  

Baby Boomers (lahir 1946-1964)
- Memiliki tingkat kepercayaan terendah terhadap AI, meskipun mengalami peningkatan kecil dari 42% pada 2023 menjadi 43% pada 2024(Harvard Business Review, 2024).  
- 68% dari mereka belum mencoba AI generatif, dengan sebagian besar masih mengandalkan metode konvensional.  

Secara keseluruhan, 92% pekerja di Indonesia dari Gen Z hingga Baby Boomers telah mengadopsi AI dalam kehidupan kerja mereka, terutama di sektor manufaktur, keuangan, kesehatan, dan ritel (PwC, 2024).  

Faktor-Faktor Penyebab Kesenjangan Digital dalam AI
Beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan adopsi AI antara generasi:  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun