Mohon tunggu...
Cechgentong
Cechgentong Mohon Tunggu... wiraswasta -

Alah Bisa Karena Biasa\r\n\r\nMalu Bertanya Sesat Di Jalan\r\nSesat Di Jalan Malu-maluin\r\nBesar Kemaluan Tidak Bisa Jalan\r\n\r\nPilihan selalu GOLTAM

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

PERISIEAN, Bertarung Demi Datangnya Hujan

19 Mei 2016   10:54 Diperbarui: 19 Mei 2016   11:17 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

" Pak, acara gebuk-gebukan khas Lombok apa namanya ya?  Tanya saya kepada Pak Nasib, Supir mobil sewa yang mengantar kami keliling pulau Lombok.

" Oh PERISIEAN namanya. Mau melihat? Saya akan antar ke lokasinya. Seminggu diadakan 4 kali dan Dinas Pariwisata Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Barat yang menyelenggarakannya. Biasanya dimulai pada pukul 16.00. " jelas Pak Nasib.

" Menarik, kami ingin melihatnya, Pak " pinta kami.

" Oke, Mas Cech "

Ternyata lokasinya berada di daerah Cakranegara Utara, Mataram. Lokasinya cukup strategis di tengah kota Mataram dan berada di dalam area kuil Hindu yang berdekatan dengan mesjid. Walaupun hujan, tak menyurutkan kami untuk menyaksikan PERISIEAN. Dengan membeli tiket VIP Rp. 20.000 per orang segera kami diantar menuju panggung sehingga kami dapat melihat dengan jelas pertarungan para pepadu. Sementara Pak Nasib dipersilakan masuk secara gratis karena berhasil membawa wisatawan luar Lombok untuk menyaksikan PERISIEAN.

Tepat pukul 16.00 acar dimulai. Pembawa acara meminta penonton untuk mendekati arena. Kebetulan hujan telah berhenti. Musik tradisional dimainkan, wasit utama berkaos kuning, 2 pengumpul sawer dan manajer kedua kubu memasuki arena sambil menari dengan girangnya.

Ada 3 sesi acara PERISIEAN hari itu yaitu sesi pertama untuk pepadu pemula, kedua untuk 2 pasang pepadu remwjw dan terakhir sesi utama 5 pepadu dari Narmada melawan 5 pepadu dari Semoyang. Menariknya sebelum dimulai, pembawa acara mengingatkan para hadirin tentan 4 pilar kebangsaan Indonesia yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI. Dan suku Sasak adalah salah satu suku di Indonesia yang akan mempertahankan 4 pilar kebangsaan Indonesia tersebut.  Para hadirin menyambut dengan semangat, bersorak sorai dan bertepuk tangan sebagai tanda kesetiaannya. Luar biasa.

Panitia mengumumkan aturan main dalam PERISIEAN diantaranya pepadu dilarang menusut tongkat ke tubuh lawan, pepadu dilarang memukul apabila lawan terjatuh, dan pepadu dinyatakan menang apabila kepala lawan bocor berdarah terkena pukulan tongkat rotan. Pertarungan dinyatakan seri apabila tidak ada pepadu yang bocor berdarah kepalanya. Ada 4 ronde dalam satu pertarungan. Waktu setiap ronde 60 detik.

Tanpa terasa sesi pertarungan pertama dan kedua berakhir seri. Selanjutnya acara utama yang mempertemukan 5 pepadu dari wilayah Narmada dan Semoyang dimulai. kelima pepadu dari kedua kubu diperkenalkan di sudutnya masing-masing. Kemudia Manajer dan dukun kedua kubu dikumpulkan oleh wasit utama di tengah arena. Wasit utama mempersilakan kedua kubu bersalaman. Kemudian wasit utama menjelaskan aturan main secara detil kepada kedua kubu.

Kelima pepadu bertarung dengan semangatnya. Kedua pendukung bersorak sorai memberi semangat pepadu jagoannya. Ngeri juga melihatnya tetapi para pepadu tidak terlihat kesakitan walaupun jelas terlihat badannya lembam terkena sabetan tongkat rotan nan keras. Senyum seringai dan kepuasan dari wajah penonton tampak sekali walaupun pertarungan berakhir dengan seri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun