Mohon tunggu...
Cecep Gaos
Cecep Gaos Mohon Tunggu... Guru - Guru pecinta literasi

Guru Kota Padi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajak Terakhir

17 November 2017   16:46 Diperbarui: 17 November 2017   17:27 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: http://m.viva.co.id

Dulu...

Tuk membuatmu tersenyum, seringkali ku buatkan sebuah sajak. Berisi untaian kata indah yang ku petik dari pohon cinta. Yang tumbuh bersemi dalam hati dan mekar merona dalam jiwa.

Tuk membuatmu bahagia, seringkali ku persembahkan puisi cinta. Berisi warna warni kata yang ku tarik dari ujung ujung pelangi yang terbentang indah di cakrawala.

Kini...

Tak ada lagi senyum yang selalu menghiasi hati. Tak ada lagi tawa yang dapat menghibur jiwa. Tak ada lagi bahu yang dapat menopang cinta.

Tak ada lagi canda tawa. Pergi berlalu menghilang dibawa angin senja. Semua rona kini telah berubah warna. Semua rasa kini telah berpaling pada pilihan alam raya.

Ini sajak terakhir untukmu. Ku tak kan menangisi takdir Yang Maha Suci. Tak kan ku sesali guratan Illahi Robbi. Ku hanya panjatkan sebait doa. Semoga kau bahagia.

#CG @Karawang, 17-11-2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun