Akses pendidikan merupakan hak asasi manusia yang harus diberikan kepada seluruh anak di dunia. Namun, masih banyak anak yang tidak memiliki kesempatan untuk mengakses pendidikan karena berbagai faktor seperti keterbatasan ekonomi atau kondisi geografis. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mengembangkan bentuk-bentuk pendidikan alternatif yang bisa memberikan kesempatan pendidikan bagi mereka yang kurang mampu mengakses pendidikan formal.
Salah satu bentuk pendidikan alternatif yang bisa dikembangkan adalah pendidikan non-formal. Pendidikan non-formal adalah bentuk pendidikan yang dilakukan di luar lingkup pendidikan formal dan biasanya diberikan melalui program-program atau kegiatan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan atau masyarakat. Pendidikan non-formal memiliki karakteristik yang berbeda dengan pendidikan formal, seperti fleksibilitas dalam waktu dan tempat serta kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta.
Pendidikan non-formal memiliki peran yang penting dalam meningkatkan akses pendidikan. Dalam hal ini, pendidikan non-formal dapat menjadi solusi bagi masyarakat yang sulit mengakses pendidikan formal, seperti anak-anak yang tinggal di daerah terpencil, anak yang terkena dampak bencana alam, atau anak yang bekerja di usia dini. Melalui pendidikan non-formal, anak-anak yang sebelumnya sulit mengakses pendidikan dapat belajar dan mengembangkan potensi mereka dengan lebih baik.
Namun, untuk mengembangkan pendidikan non-formal yang efektif dan berkualitas, diperlukan kerjasama dan koordinasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat. Selain itu, diperlukan juga upaya untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pendidikan non-formal. Dengan adanya dukungan dan kerjasama yang kuat, diharapkan pendidikan non-formal dapat menjadi alternatif yang efektif dalam meningkatkan akses pendidikan bagi masyarakat yang membutuhkan.