Depok - Dahulu, setiap awal bulan menjadi momen paling melelahkan bagi Riskawati, seorang ibu rumah tangga di Depok, Jawa Barat. Ia harus menyisihkan waktu pergi ke ATM untuk membayar tagihan listrik dan internet, PDAM, iuran BPJS Kesehatan, hingga mentransfer uang sekolah anaknya. Semua dilakukan di sela-sela mengurus rumah dan membuat kue pesanan tetangga. Namun, semua kerumitan itu tidak lagi dirasakan.
Sekarang, cukup dengan sentuhan jari di ponsel pintarnya, semua beres. Aplikasi AstraPay menjadi kuncinya. Dalam hitungan menit, tagihan-tagihan itu terbayar lunas. Tak perlu lagi keluar rumah. Tak ada lagi tumpukan struk kertas yang menyesaki laci dapur. Yang tersisa hanyalah kemudahan, efisiensi, dan, tanpa disadari, sebuah kontribusi nyata bagi kelestarian lingkungan.
"Semuanya bisa langsung dari sini," ujar Riskawati sembari menunjukkan layar ponselnya dengan senyum lega. "Lebih praktis, lebih tenang," lanjutnya.
Banyak dari kita mungkin berpikir bahwa digitalisasi hanyalah soal kepraktisan semata. Namun, apabila ditelisik lebih dalam, keputusan untuk beralih ke transaksi digital memiliki dampak besar dalam upaya global menurunkan jejak karbon.
Sebelum melangkah lebih jauh, mari pahami dahulu apa itu jejak karbon. Singkatnya, jejak karbon (carbon footprint) adalah total emisi gas rumah kaca, terutama karbon dioksida (CO2), yang kita hasilkan dari setiap aktivitas, baik langsung maupun tidak langsung. Gas-gas ini, saat terlepas ke atmosfer, menjadi pemicu pemanasan global dan perubahan iklim yang kini kita rasakan dampaknya.
Emisi karbon ini muncul dari hal-hal yang sering kita anggap sepele, seperti mengendarai motor ke kantor setiap hari, atau mencetak dokumen secara berlebihan. Penggunaan kertas dan plastik saat berbelanja yang nantinya akan dibakar atau dibuang, semuanya menyumbang pada tumpukan jejak karbon di planet ini.
Di sinilah peran transaksi digital menjadi sangat vital. Bayangkan, setiap kali kita menggunakan dompet digital seperti AstraPay untuk membayar tagihan atau berbelanja, kita secara tidak langsung turut serta dalam kampanye pengurangan jejak karbon. Bagaimana bisa?
Pertama, mengurangi ketergantungan pada uang fisik. Pernahkah kita memikirkan bagaimana uang kertas dan koin sampai di tangan kita? Proses pencetakannya melibatkan penggunaan serat kapas, air dalam jumlah besar, dan energi. Belum lagi proses distribusi uang fisik ke seluruh pelosok negeri yang membutuhkan armada transportasi. Semua ini meninggalkan jejak karbon yang tak kecil. Dengan transaksi digital, proses kompleks itu dipangkas tuntas. Tak ada lagi uang yang perlu dicetak dan didistribusikan.
Kedua, selamat tinggal struk kertas! Ingatkah masa ketika dompet dan tas belanja kita penuh sesak dengan struk? Dari minimarket, transaksi di ATM, hingga pembayaran listrik, semuanya meninggalkan jejak kertas. Kini, berkat aplikasi digital seperti AstraPay, semua bukti pembayaran tersimpan rapi dalam satu platform. Ini berarti lebih sedikit pohon yang ditebang untuk kertas, lebih sedikit kertas yang dibakar, dan tentu saja, lebih sedikit sampah rumah tangga yang berakhir di tempat pembuangan akhir. Ini bukan lagi sekadar kenyamanan teknologi, tetapi gaya hidup yang lebih hijau dan ramah lingkungan.
Manfaat transaksi digital tak berhenti di ranah individu. Bayangkan apabila jutaan orang seperti Riskawati tak lagi harus berkendara ke ATM atau kantor pembayaran. Volume kendaraan di jalan akan berkurang, dan bahan bakar yang terbakar pun menyusut drastis. Sebuah efek domino positif yang signifikan bagi lingkungan.
AstraPay: Lebih dari Sekadar Kemudahan Transaksi
