Mohon tunggu...
Ade Iskandar
Ade Iskandar Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

hanya berusaha belajar agar menjadi pembelajar yang baik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjadi Guru Penuh Cinta

23 November 2014   21:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:03 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Guru adalah ujung tombak pendidikan. Dia adalah figur yang menerapkan kurikulum secara nyata di kelas. Seharusnya dia melakukan pekerjaannya penuh cinta, bukan malah menodai kesulitan belajar siswa dengan penuh amarah.

Sebagian orang, memandang profesi guru sebagai profesi yang menyenangkan sekaligus melelahkan. Menyenangkan karena  guru berkecimpung dalam dunia yang penuh warna. Suatu ketika menemukan tawa renyah siswa, disaat yang lain melihat senyum kecut siswa. Satu saat bergembira dengan prestasi “si pintar”, lain waktu dia bersedih menemukan kesulitan “si malas”. Seorang guru setiap tahun menghadapi kelas yang berbeda dengan keunikan dan perbedaan siswa didalamnya.

Profesi guru juga dianggap profesi yang melelahkan, karena dengan kewajibannya, guru harus bisa memahami sifat dasar siswa, karakter pribadinya, sudut pandangnya sekaligus dunianya. Tanpa mengerti siswa, seorang guru tidak akan mungkin dimengerti siswanya.

Sun Yat Sen seorang pemimpin politik dan revolusi China mengatakan "To say is easy, To do is Difficult, To understand is more difficult, and To make one understand is the most difficult". Berbicara itu mudah, melakukannya sulit, Mengerti sesuatu itu lebih sulit dan membuat orang lain mengerti itu paling sulit. Secara sederhana, ia mengatakan bahwa sesuatu yang paling sulit dilakukan adalah membuat orang lain mengerti. Dan itulah tugas guru. Membuat siswa mengerti ternyata adalah pekerjaan paling sulit.

Sehingga tidak mengherankan, saat guru peduli kepada siswanya, otomatis tingkat stresnya akan meningkat, keresahan dirinya akan pekerjaan yang digeluti serta keberhasilan anak didiknya juga akan meningkat.

Hal ini berbanding lurus dengan ketidak pedulian guru pada keberhasilan anak didik dan keresahan guru pada profesinya. Seorang guru yang dan tidak peduli pada keberhasilannya mendidik, tidak akan mengalami keresahan dan kegundah gulanaan seperti yang dirasakan oleh guru yang peduli pada anak didiknya.

Yach......mendidik memang pekerjaan sulit. tapi mendidik juga pekerjaan yang sangat menyenangkan. Peduli pada anak didik memang seringkali membuat guru resah, tapi justeru keresahan seperti itulah yang dibutuhkan guru untuk meningkatkan kualitas dirinya dalam melakukan pekerjaannya.

Seorang guru yang merasa resah pada pekerjaannya, artinya mempunyai kepedulian yang tinggi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya ketika melaksanakan pembelajaran.

Salah satu hal yang bisa mengurangi tingkat keresahan yang dirasakan oleh guru dalam proses belajar mengajar, adalah mengajar dengan cinta. Dengan cinta guru akan mencintai  pekerjaannya. dengan cinta guru akan mencintai anak didiknya. dengan cinta pula, guru akan memahami kekurangan anak didiknya. dan dengan pemahaman ini lah guru akan mengerti hakikat belajar dan mengajar.

Seorang guru yang mendidik siswanya dengan cinta akan mempunyai tingkat toleransi yang tinggi pada kekurangan siswanya dalam memahami dan menguasai materi pembelajaran. Dengan cinta pula, seorang guru tidak akan pernah lelah untuk terus menerus mendidik anak didiknya sehingga menjadi manusia yang bisa berdiri di atas kakinya sendiri.

Mudah-mudahan semua guru di Indonesia merupakan guru-guru yang penuh cinta, sehingga tak kenal lelah dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Sudah terlalu lama bangsa kita tertinggal dalam hampir semua hal dari negara lain. Inilah saatnya kita menunjukkan jati diri bangsa sendiri. Dengan menjadi bangsa yang sejajar dengan bangsa lain dalam Ilmu Pengetahuan dan Kemajuan Tekhnologi. Gurulah yang harus menjadi Pioneernya. Gurulah yang harus menjadi Pelopornya. Gurulah yang akan membuktikannya. Sudahkah kita menjadi guru yang penuh cinta?


Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun