Mohon tunggu...
Casmudi
Casmudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Migrasi TV Digital Menjamin Pemerataan Kualitas Informasi Siaran Televisi dan Kedaulatan Bangsa

25 Juli 2021   23:07 Diperbarui: 26 Juli 2021   06:28 1327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Acara peresmian siaran digital ini berlangsung di Gor Dwikora, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Sabtu 31 Agustus 2019. TV Digital hadir di perbatasan Indonesia-Malaysia (Sumber: kominfo.id)

Bersyukur, dalam waktu dekat siaran TV Analog di Indonesia akan migrasi ke TV Digital. Namun, sebelum membahas lebih jauh, pertama kali harus memahami perbedaan dari TV Analog dan TV Digital.

Ketika, TV Analog semakin jauh dari stasiun pemancar, maka sinyal akan melemah. Dampaknya, gambar dan suara menjadi buruk dan berbayang. Sedangkan pada TV digital, kondisi gambar dan suara tetap konsisten.

TV Analog tidak memiliki kemampuan multimedia lainnya. Berbeda dengan TV Digital yang mempunyai kemampuan multifungsi dan multimedia lain, seperti layanan interaktif dan informasi peringatan dini bencana.

Juga, TV Analog menggunakan sinyal analog sehingga membutuhkan satu pemancar untuk tiap satu kanal transmisi. Sedangkan, pada TV Digital menggunakan sinyal digital dan teknologi multipleksing (MUX) lebih canggih, sehingga dapat memancarkan 6-8 kanal sekaligus.

Oleh sebab itu, kelemahan dari  TV Analog identik dengan tayangan semut. Di mana, gambar televisi terlihat berbintik-bintik banyak bersamaan dengan suara "kemresek". Hal tersebut disebabkan karena siaran TV Analog dipancarkan melalui gelombang yang riskan mengalami banyak gangguan. Seperti, gangguan dari cuaca hingga kondisi geografi.

MIGRASI TV DIGITAL

Migrasi TV Digital menjadi sebuah keniscayaan. Dengan Siaran Digital, maka penyiaran televisi menggunakan frekuensi radio VHF/UHF. Sinyal dihasilkan dari konversi data digital MPEG-2 yang dapat mengantarkan audio visual, lebih Bersih, Jernih dan Canggih sampai pada titik, di mana sinyal tidak dapat diterima lagi. Serta, siaran digital dipancarkan dengan sistem penerimaan bernama Digital Video Broadcasting Terrestrial (DVB-T) generasi kedua atau DVB-T2.

Pengenalan logo TV DIGITAL INDONESIA dan MODI (Maskot Digital Indonesia) menjadi bukti keseriusan Pemerintah Indonesia. Logo dan maskot yang menggambarkan sosok binatang Komodo (Kadal Raksasa) yang merupakan hewan langka dan hidup di kawasan Flores Indonesia.  

 

International Telecommunication Union (ITU) tahun 2006 memutuskan bahwa 119 negara harus menuntaskan Analog Switch Off (ASO), termasuk bangsa Indonesia.  Hampir 2 dekade yang lalu, Indonesia mempersiapkan diri menuju Indonesia Digital Broadcasting (Penyiaran Digital Indoenesia). Maka, Pemberhentian Siaran Analog atau Analog Switch Off (ASO) akan dilakukan mulai tanggal 17 Agustus 2021.

Menurut Menkominfo menyatakan bahwa Analog Switch Off (ASO) merupakan usaha berskala nasional. Dan, melibatkan rantai ekonomi lintas industri mulai dari penyiaran, elektronika, perdagangan, media, hingga telekomunikasi dan ekonomi digital.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun