Menarik, kehadiran anjing justru menjadi keuntungan buat restoran itu sendiri. Maksudnya? Perhatikan baik-baik kejadian yang saya lihat dan alami. Sebuah keluarga yang beranggotakan 6 orang turun dari mobil. Saya kira mereka barusan dari halal bihalal Hari Raya Lebaran.
Mungkin, karena lapar, maka mereka mampir di restoran tempat kami menikmati ayam goreng. Menu yang sangat terjangkau. Di mana, nasi, ayam goreng (dada atau paha) dan es teh, jika makan di tempat hanya Rp14.500 per porsi. Bonus, bisa nongki cantik dan gratis nge-charge smartphone.
Keluarga tersebut makan bersama dengan memakai 2 meja. Saya lihat, anjing yang tadi menunggu di bawah meja kami, berpindah ke bawah meja keluarga tersebut. Anjing paham banget, karena dia sudah mendapat rejeki dari kami.
Karena, belum kenyang maka anjing tersebut "ndoprok" kembali di bawah meja keluarga tersebut. Andai saja anjing tersebut bisa bicara layaknya manusia. Maka, anjing akan berkata, "bro, bagi dong ayam gorengnya. Dikit nggak papa kok". Â
Namun, ketika anjing tersebut tidak merasa diperhatikan, maka dia sabar untuk menunggu rejeki selanjutnya. Saya pikir, ketika keluarga tersebut selesai dan pergi dengan mobilnya. Anjing tersebut juga pergi dari meja bekas pakai tersebut. Ternyata, tidak!
Anjing tersebut dengan sabar menunggu tindakan dari pegawai restoran. Apa yang terjadi? Anda pasti tahu bahwa sisa-sisa tulang ayam akan makin membusuk jika didiamkan. Tentu, akan membuat bau di sekitarnya. Maka, sang pegawai pun mengumpulkan sisa-sisa makanan yang berupa tulang ayam tersebut.
Selanjutnya, sisa-sisa makanan tersebut dia taruh di depan restoran. Otomatis, anjing akan berpindah ke tempat makanan tersebut. Saya melihat anjing sangat menikmati sajian sisa-sisa makanan yang ada. Sepertinya, setelah sisa-sisa makanan tersebut habis, mampu membuat perutnya kenyang. Dan, anjing tersebut pergi dari restoran ayam goreng khas Bali.
Jadi, keuntungan buat restoran dengan kehadiran anjing adalah meminimalisasi sampah sisa-sisa makanan yang bisa membuat bau menyengat. Bukan itu saja, kehadiran anjing juga mencegah datangnya tikus yang datang secara tiba-tiba.
Kita tahu bahwa populasi anjing di Bali memang luar biasa. Ke manapun kita melangkah di wilayah Bali. Maka, kita tidak bisa menghindar dari hadirnya anjing. Baik yang dipiara secara serius maupun yang liar. Dengan kata lain, anjing sudah menjadi bagian dari kondisi Bali. Atau, anjing sudah menjadi bagian dari kearifan lokal.
Maka, jika anda menikmati menu ayam goreng di restoran selain KFC atau McD, maka anda tidak perlu kaget atas kehadiran anjing milik warga. Anjing terebut hadir karena mereka butuh makan. Jika anda merasa tidak nyaman, maka yang anda lakukan bisa meminta ijin kepada pegawai restoran untuk mengusirnya.
Uniknya, jika diusir sama pegawainya kok anjing itu tidak berani masuk ke area makan. Dia hanya nongkrong di luar restoran. Sambil mengamati kita yang sedang menikmati menu ayam goreng.