Sejak bentakan papanya saat itu, Ayana berusaha menjaga jarak. Namun, justru keadaan tersebut menjadi pertanyaan besar Haris. Apalagi, orang tua Ayana pernah berterus terang kepada Haris. Haris tidak mungkin diterima di perguruan tinggi.
Ayana merasa malu dengan perlakuan orang tuanya, yang menghina kemampuan Haris. Namun, ia hanya seorang anak. Ia manut apa yang diharapkan orang tuanya untuk menjauhi Haris.
"Saya ingin kamu keluar. Jangan dekati anak saya lagi" bentak papa Ayana pada Haris.
Haris merasa ketakutan. Namun, dia tidak beringsut karena merasa ada hal yang harus disampaikan pada Ayana.
Bentakan papa Ayana pada Haris membuat Ayana ingin turun ke lantai bawah. Dari lantai atas rumah, Ayana sudah tahu bahwa Haris bertandang ke rumahnya. Sebenarnya ia ingin turun ke bawah dan menghampiri Haris. Namun, Ayana tahu diri bahwa kedatangan Haris akan membuat semakin keruh.
"Haris ehm ehm ehm" kata Ayana kebingungan dan ketakutan.
Kedatangan Ayana di lantai bawah mengagetkan papanya. Karena, tanpa sepengetahuan orang tuanya. Â Ayana memaksa turun ke bawah untuk menemui Haris. Ayana takut jika Haris diperlakukan tidak baik lagi sama orang tuanya.
Lama-kelamaan, keberadaan Ayana membuat sikap orang tuanya luluh juga. Atas desakan ibu Ayana, akhirnya papa Ayana memberikan kesempatan kepada Haris berbicara kepada anaknya.
"Maaf beribu maaf om dan tante. Saya datang ke sini tidak bermaksud apa-apa. Selain ingin tahu kabar Ayana. Juga, ingin memberi informasi penting tentang beasiswa Ayana" kata Haris yang mengagetkan orang tua dan Ayana. Mereka belum memahami apa maksud yang dikatakan Haris.Â
Akhirnya, orang tua Ayana merasa bersalah bahwa sikapnya terlalu frontal terhadap Ayana dan Haris. Mereka pun tidak mau campur tangan masalah hubungan Ayana dan Haris. Namun, orang tua Ayana berpesan agar anaknya dijaga dengan sebaik-baiknya.
Bahkan, tanpa sepengetahuan Ayana, Haris telah mendaftarkan Ayana untuk mengikuti tes beasiswa ke Jepang. Ternyata, berkas Ayana lulus administrasi. Dan, Ayana dijadwalkan untuk mengikuti tes tertulis dan wawancara seminggu kemudian. Ayana tidak mampu menahan air matanya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!