Â
Gersang bumi di kala pandemi corona
Gersang hati tanpa adanya taqwa
Mari jaga kesehatan kita bersama
Mari maksimalkan ibadah di bulan mulia
Membaca pantun relejius tersebut, tidak terasa mata saya berkaca-kaca. Bukan karena cengeng, tetapi pantun tersebut telah merasuk sisi keimanan saya. Pandemi masih menghantui masyarakat. Gumi Bali (Tanah Bali) perlahan mulai dikurangi debit airnya yang turun dari langit.
Kondisi bumi pun mulai beranjak gersang, karena panas matahari yang makin menyengat tubuh. Namun, kondisi bumi yang gersang tidak menyurutkan hati kita. Memuliakan Bulan Ramadan dengan ibadah yang maksimal.
Dengan kata lain, kondisi bumi boleh mengering, tetapi keimanan kita makin berair. Sebuah pantun yang memberikan makna mendalam. Tentang perlunya mengisi daya iman kita, agar makin penuh di bulan Ramadan.
Dan, pantun tersebut tertulis jelas dan mudah dibaca. Sebuah poster berwarna biru tua yang terpasang di bagian depan MASJID AL IHSAN YEHBAU. Masjid favorit saya yang berlokasi di Banjar Dinas Yehbau Desa Tembok Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng Bali. Â Â Â Â
Sungguh, menemukan oase keimanan tempat bersujud ini, bukanlah perkara mudah. Bagi saya yang tinggal di Kota Denpasar, menemukan masjid begitu gampang. Karena, saya sudah tahu lokasinya. Kurang lebih saya mengetahui keberadaan 15 masjid yang berada di Kota Denpasar.