Mohon tunggu...
Casmudi
Casmudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

Fiksi Islami

Wanita Cantik Penjaga Pintu

30 Mei 2018   02:20 Diperbarui: 30 Mei 2018   03:02 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: slideshare.net/diolah)

Aku jadi penasaran. Kebetulan, kebutuhan kuliah mulai mencekik leher. Jalan satu-satunya, aku bisa minta  bantuan pada temanku yang tidak pernah merasa kekurangan uang.

"Win, Yes, aku penasaran banget nih. Ngomong-ngomong kalian kerja sampingan di mana lagi, sih. Kok, kayaknya hepi banget. Aku yang lagi kelimpungan, nih. Mungkin bisa kasih bocoran" tanyaku saat ngumpul di sebuah kafe sehabis kuliah.

"Mau tahu aja atau mau tahu banget" kata Winda sambil tersenyum dan mengedipkan mata kanan ke arah Yesi.

"Ya, Win. Paling-paling Zinta gak bakalan mau apa yang kita lakuin. Ya kan"  kata Yesi meyakinkan.

"Benar Yes, lagian dia cantik banget. Nanti jadi saingan dan merampas  rejeki kita. Ha ha ha " jawab Winda.

"Ihh, kalian pelit banget.  Bagi rejeki dong Yes. Swear, lagi butuh duit nih buat kebutuhan kuliah" tanyaku penasaran. 

"Sebenarnya saya gak mau melibatkan kamu Zin, Biarlah kami berdua yang menjalankannya. Tapi, jika kamu memaksaku untuk memberi tahu maka kamu gak usah kaget ya" mereka bertiga berangkulan. Tanpa sadar Winda dan Yesi meneteskan air mata. Aku pun kebingungan dengan keadaan tersebut.

"Sebenarnya ada apa sih Win, Yes, kok malah kalian menangis" Tanya aku. 

"Zinta, kami akan jawab dengan jujur. Tapi, tolong kamu tidak usah kaget ya" jawab Winda meyakinkan kembali.

"Kami bekerja sampingan sebagai call girl, gadis panggilan om-om, Zinta" bisik Yesi di telingaku.

Bagai disambar petir, aku terkesiap dan melongo kaget. Tetapi, kusimpan rasa kaget tersebut untuk menghormati 2 temanku yang sudah jujur berbagi cerita mengatakan profesi yang kini dilakoninya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Fiksi Islami Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun