Mohon tunggu...
Carolina Adak
Carolina Adak Mohon Tunggu... Apoteker - A long life learner

Apoteker

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Guru Bermutu Menginspirasi Sepanjang Waktu

12 Agustus 2019   22:13 Diperbarui: 14 Agustus 2019   01:22 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi ilmu yang diajarka guru. (Sumber: KOMPAS)

Waktu terus berlalu, akupun kembali teringat saat aku duduk di bangku kelas 3 SD. Ibu Siska, adalah ibu guruku yang mengajariku Ilmu Pengetahuan Alam. Berkat ibulah, aku sangat tertarik dengan pelajaran satu ini. Ibu Siska dikenal sebagai ibu yang sangat tegas pada murid-muridnya. Saat itu, tiap kelas dari kelas 1-6 memiliki taman masing-masing. Kewajiban kami adalah merawat taman tersebut. 

Ibu Siska sangat menyukai mawar merah, hingga tiap hari ibu selalu mengajak kami membersihkan taman dari rumput liar dan menyiram bunganya setiap pagi. Ibu Siska mengajari kami arti menyayangi dan memelihara tanaman. 

Suatu pelajaran yang saat ini mungkin telah diabaikan sekolah-sekolah dasar formal jaman sekarang, karena sekarang lebih banyak diajarkan teknologi dengan segala kemudahannya.

Setiap hari sabtu, adalah hari dimana kami semua membersihkan kelas masing-masing setelah mata pelajaran pertama. Kami selalu mengambil air di sungai yang letaknya tidak jauh dari sekolah. Jika pagi-pagi kami kesana, tak jarang bertemu ibu Siska dengan payungnya berjalan menyusuri sungai hendak ke sekolah. Itulah guru-guruku. 

Saat pulang sekolah, bapak dan ibu guru juga sering berjalan bersama kami para murid sambil sedikit bercerita. Tak ada kesenjangan berarti, namun hormat kami bagi mereka tetap dinomorsatukan. 

Penampilan mereka boleh terlihat sederhana, namun mereka kaya akan ilmu yang tak sungkan mereka bagikan bagi kami. Inilah poin kedua yang aku banggakan dari guru-guruku. Penampilan bukanlah jaminan akan luasnya wawasan seseorang melainkan kesiapan, kerelaan serta ketulusan membagikannya bagi orang lain.

Pak Tarsi, guru matematikaku saat duduk di kelas 4 SD, mengajariku perkalian 1 hingga 10. Sungguh, sampai hari ini, saat lupa akan hasil  perkalian aku masih sering menggunakan cara klasik yaitu menghafalnya kembali dengan nada khusunya agar aku dapat lebih mudah mengingatnya. Setiap kali aku melakukan hal itu kini, aku selalu tersenyum mengingat kenangan saat itu. 

Aku pernah dihukum karena tak bias menghafal perkalian 7. Aku hampir menangis dan malu namun aku menyadari bahwa tujuan daripada itu adalah untuk mendongkrak semangatku untuk lebih giat belajar lagi. 

Alhasil, minggu kedua setelah pertemuan itu, aku bisa menghafalinya hingga perkalian 10. Ini poin ketiga dari guruku yang kubanggakan, bahwa mendidik dengan tegas bukan dengan kekerasan adalah hal yang berbeda. Tegas dapat menyadarkan kita dari kelemahan dan kesalahan kita serta membuat kita merasa ingin terus maju dan menjadi lebih baik.

Saat aku duduk dikelas 6 SD, aku mulai belajar tentang Indonesia. Negara kepulauan, provinsi dan ibukotanya masing-masing, keragaman budaya, agama, toleransi dan lain sebagainya. 

Pak Thomas adalah guru yang membimbing dan mengajari kami. Walau usia beliau sudah tak lagi muda, tapi semangatnya seakan tak pernah padam. Beliau selalu mengajarkan kami untuk dengan baik menghafal nama daerah-daerah yang ada di Indonesia. Hingga kini, aku sangat bangga dan bersyukur pernah diajarkan oleh beliau. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun