Mohon tunggu...
Carni Trisnawati
Carni Trisnawati Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan, Speaker, Juru Kisah/ Pendongeng, MC

saya adalah praktisi pendidikan, saat ini tengah menempuh pendidikan pada program Pascasarjana S2 Prodi Manajemen Pendidikan Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang sebelumnya di STAI Bhakti Persada Majalaya Bandung Prodi Manajemen Pendidikan Islam. Lulusan SMAN 1 Cimalaka dan Paskibra-Satya (Angkatan XIV). Saya juga merupakan aktivis di lembaga/ organisasi Islam di Kota dan Kabupaten Bandung, dan tergabung dalam komunitas Persaudaraan Pencerita Muslim Indonesia (PPMI)-Jawa Barat, juga Master of Ceremony

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memaknai Hari Pendidikan Nasional sebagai Representatif Nilai-Nilai Nasionalisme

2 Mei 2024   11:29 Diperbarui: 2 Mei 2024   11:58 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Pendidikan Karakter Melalui Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (Dok. pribadi)

Pendidikan merupakan salah satu pilar pembangunan nasional. Pendidikan menjadi fondasi utama dalam kehidupan. Pendidikan secara umum dan pendidikan agama merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional. Dan tercantum pula dalam amanat pembukaan UUD 1945 yang berbunyi "mencerdaskan kehidupan bangsa", yang tentunya menjadi tanggungjawab kita semua.

Momentum hari pendidikan nasional bukan hanya sebatas selebrasi tahunan yang rutin dan diperingati setiap tanggal 2 Mei pada setiap  tahunnya. Sejarah mencatat bahwa penetapan 2 Mei sebagai hari pendidikan nasional, tidak terlepas dari sosok Ki Hajar Dewantara (Raden Mas Soewardi Soerjaningrat) sebagai tokoh dan pencetus pendidikan di Indonesia. Dengan nalar kritis dan pemikiran tentang pentingnya pendidikan untuk seluruh masyarakat Indonesia (kala itu) diperlukan secara komprehenship agar bangsa Indonesia maju. Pendidikan yang kala itu hanya terbatas pada golongan tertentu, yakni masyarakat kalangan atas yang memang terjadi klasifikasi sosial. Sebagai seorang jurnalis beliau menuangkan kegelisahannya dalam tulisan-tulisan yang kritis dalam majalah dan mesia masa, sehingga beliau sempat diasingkan ke luar negeri.

Pemikiran beliau yang terkenal yaitu;

1. Ing Ngarso Sung Tulodo, yang berarti "di depan seorang pendidik harus memberi teladan dan contoh tindakan yang baik"

Dalam Islam sebaik-baik contoh/ teladan adalah Nabi Muhammad SAW, sebagai seorang Rosul beliau sudah tentu memiliki akhlak dan pribadi yang baik.  Sehingga sebagai pendidik haruslah bisa menjadi contoh dan teladan untuk peserta didik. Seorang pendidik sejatinya adalah insan pembelajar sepanjang hayat, karena tatkala akan memberikan pelajaran maka haruslah paham terhadap bahasan yang akan disampaikan kepada peserta didik. 

2. Ing Madyo Mangun Karso, yang berarti "di tengah atau diantara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide"

Hal ini berhubungan dengan kreasi dan inovatif. Seorang pendidik diharapkan mampu menjadi pemantik ide/ gagasan dan menjadikan peserta didik bernalar kritis terhadap pendidikan dan sosial secara umum, peka terhadap konsidi lingkungan dan  empati.

3. Tut Wuri Handayani, yang berarti "Di belakang, pendidik harus bisa memberikan dorongan atau arahan"

memberikan motivasi dan pemahaman kepada peserta didik adalah langkah awal yang harus dilakukan saat memulai KBM (kegiatan Belajar Mengajar) yaitu tujuan dari setiap tema dalam mata pelajaran. Hal tersebut menentukan kemana arah tujuan pembelajaran sehingga peserta didik paham akan output yang harus diperoleh tatkala pelajaran telah selesai. 

Rasa nasionalisme peserta didik harus terus dipupuk setiap hari agar memahami hakikat pendidikan dan bersyukur atas kemerdekaan Negara Republik Indonesia yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan. Belajar dengan sungguh-sungguh dan menjadikan bangsa Indonesia bangsa yang maju merupakan salah satu bentuk perjuangan di masa kini untuk seorang peserta didik, pendidik, masyarakat dan pemerintahan. Sejarah mengajarkan kita untuk melihat kebelakang untuk bisa memperbaiki kekurangan dan mencari solusi dari setiap masalah dan fenomena secara bijak dan komprehensif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun