Siapakah sosok Yahya Waloni yang kontroversi? Terus terang saya tidak mengenalnya, disamping karena belum pernah ketemu secara langsung dan berkenalan, saya juga tidak tahu bagaimana caranya untuk berjumpa dan berjabat tangan untuk berkenalan dengan beliau.
Tetapi di alam maya saya sering melihat video-video beliau berseliweran di grup-grup WhatsApp yang berisi ceramah agama. Katanya Yahya Waloni seorang pendakwah Islam. Benarkah?
Dari penelusuran beberapa media di internet, Yahya Waloni dengan nama lengkap Muhammad Yahya Waloni adalah sosok kontroversial, Waloni sering mendapatkan komentar pedas netizen terkait isi ceramahnya yang dianggap sering melecehkan agama lain.
Yahya Waloni, pria berusia 50 tahun itu berasal dari Kota Manado Sulawesi Utara, keluarga Minahasa, adalah seorang mualaf atau orang yang baru masuk Islam. Dari agama yang sebelumnya dianut, Yahya Waloni sebenarnya telah menempati posisi terhormat dan jabatan dihadapan jemaat.
Pula begitu, ketika Yahya Waloni berada dalam Islam, perlahan-lahan ia pun mulai dikenal sebagai ustadz (guru) karena aktif berceramah di pelbagai tempat.
Muhammad Yahya Waloni sendiri mengucapkan dua kalimat syahadat menyatakan diri sebagai seorang muslim pada 11 Oktober 2006 silam, di bawah bimbingan NU Tolitoli.
Nama Muhammad Yahya merupakan nama Islam yang ia pilih setelah bersama istrinya Silviana yang juga mengubah namanya menjadi Nur Hidayah paska meninggalkan agama yang dulu mereka anut.
Namun, beberapa hari terakhir ustadz, yang kerap bersuara keras dan lantang saat menyampaikan ceramah itu santer dibicarakan oleh netizen, karena beredar gambar dirinya yang terpasang silang infus dan oksigen.
Warga net menduga Yahya Waloni terpapar Covid-19 dan sedang menjalani perawatan di sebuah rumah sakit. Padahal sebelumnya, Yahya Waloni sempat menjadi sorotan karena secara terang-terangan tidak percaya adanya Covid-19.
Kendati demikian kontroversial Yahya Waloni sebenarnya sudah dirasakan sejak lama, apalagi dirinya sebagai penceramah Islam, namun topik yang dibahas sering berkaitan dengan Kristenisasi dan Misionaris. (*)
