Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

BPJS Kesehatan Menolong Biaya Pengobatan Secara Efektif

10 Desember 2018   09:55 Diperbarui: 10 Desember 2018   11:05 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alifia Zarrazir sedang memeriksa kesehatan mata di Klinik Praktik Dokter Spesialis Cempaka Lima Banda Aceh | Dokumentasi Pribadi

Tidak ada kata yang lebih indah diucapkan selain rasa syukur Alhamdulillah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Syukur ini sebagai bentuk terima kasih kepadaNya atas segala rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan. Terutama kepada anak perempuan kami satu-satunya.

Usianya kini masih belasan tahun, ia masih duduk di kelas 7 sekolah menengah atas. Kebetulan ia memilih sekolah kejuruan. Dara manis yang lahir 25 Mei 2003 pas waktu malam pertama pemberlakuan daerah operasi militer ketika Megawati Soekarnoputri berkuasa. Mengeluh sakit mata.

Sudah sejak seminggu memang terlihat matanya berair dan merah. Terutama mata sebelah kiri. Setiap pagi saat bangun tidur, mata kirinya terasa perih. Seperti ada debu halus yang masuk kedalam bola matanya. Hingga kadang sampai ingusan.

Karena dia tergolong anak yang "bandel" sehingga rasa sakit yang dideritanya tidak membuat dia rewel. Bahkan ketika ditanya, ia selalu menjawabnya "tidak apa-apa, bukan sakit yang terlalu serius", begitu jawabannya. Akhirnya kami sebagai orang tuanya pun berpikir nanti akan sembuh.

Hari-hari pun terus berjalan normal seperti biasanya. Setiap pulang sekolah kami selalu bertanya tentang bagaimana kondisi matanya. Lagi-lagi jawaban yang diperoleh seperti sebelumnya, "tidak apa-apa, mata kakak sudah sembuh kok". Memang anehnya, kalau siang kondisi matanya normal atau tidak ada tanda-tanda sedikit pun jika matanya sedang sakit, seperti memerah.

Dan hati kami juga lega mana kala melihat anak kami kembali ceria. Yang tadinya kami was-was, bertanya-tanya tentang apa sebenarnya penyakit yang dideritanya. Memang waktu ia masih kecil bahkan sampai sekarang, Alifia (panggilannya) mempunyai riwayat energi berat dan gejala sinus. Sehingga ini yang membuat selalu kuatir.

Bahkan pernah memeriksa dia ke dokter spesialis Telinga Hidung dan Tenggorokan (THT) di sebuah klinik praktek dokter spesialis di Banda Aceh. Hasilnya memang Alfia rentan alergi berat dan mudah sesak. Karena riwayat ini, lalu kami tentu sangat kuatir dengan sakit mata yang dia alami waktu itu. Kami menduga jangan-jangan ada kaitannya.

Keesokan harinya kondisi terus berulang. Setiap bangun pagi selalu mata kirinya merah bagaikan tomat yang hampir bisa dipanen. Merahnya diikuti dengan berair. Tentu saja rasanya sangat berarti perih hingga sulit membuka mata.

Karena gejala parah begitu sudah berjalan hampir satu minggu. Hingga kami pun berdiskusi secara mendalam dengan Alifia untuk mengajaknya ke dokter. Dengan memberikan alasan-alasan yang bisa ia terima, kami terus membujuknya.

Setelah beberapa jam kami bicara. Lalu istri saya meminta pendapatnya. "Bagaimana kamu setujukan kita ke dokter spesialis mata?" Begitu tanya istri saya. Tanpa menunggu lebih lama. Alifia pun menjawab mau mengikuti ajakan kami untuk berobat dan memeriksa diri ke dokter.

Lalu ibunya mulai mengatur langkah-langkah apa yang harus disiapkan. Kebetulan ibunya (istri saya) seorang PNS yang berprofesi sebagai guru. Meskipun saat melahirkan anak-anak dulu tidak pernah menggunakan fasilitas Asuransi Kesehatan (Askes). Namun informasi dari teman-temannya dan menyarankan pakai saja fasilitas itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun