Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Profesi Jurnalis Semakin Mengancam Jiwa?

20 Oktober 2018   11:47 Diperbarui: 21 Oktober 2018   08:18 1431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: beritagar.id

"Menulis adalah suatu cara untuk bicara, suatu cara untuk berkata, suatu cara untuk menyapa---suatu cara untuk menyentuh seseorang yang lain entah di mana. Cara itulah yang bermacam-macam dan di sanalah harga kreativitas ditimbang-timbang." Seno Gumira Ajidarma.

Menyimak sebuah quote yang dinukilkan oleh seorang Seno Gumira Ajidarma, patut menjadi penuntun bagi pemikiran kita semua, soal betapa mulianya pekerjaan menulis. Kenapa saya katakan mulia? Karena terkait dengan tujuan dan manfaat menulisa itu sendiri.

Katanya menulis merupakan cara lain untuk menyampaikan sebuah pesan. Cara mana dapat menghubungkan sebuah pandangan antara seseorang dengan orang lain lain, baik secara personal maupun massal. Sehingga terbangun sikap yang saling memahami satu sama lain. Cara itulah kemudian kita dapat menyentuh siapapun.

Jurnalis, pada umumnya adalah profesi yang berkaitan dengan dunia menulis, meskipun juga bukan hanya menulis. Dengan keahlian yang dimiliki, seorang jurnalis dapat berbicara banyak dari apa yang mereka amati, lalu dikemas menjadi sebuah informasi yang bermanfaat bagi orang lain.

Kalau menurut KBBI jurnalis adalah orang yang pekerjaannya mengumpulkan dan menulis berita berita di media massa cetak maupun elektronik. Istilah lainnya sering disebut wartawan, artinya orang yang mewartakan sebuah peristiwa.

Karena fungsi jurnalis seringkali dengan pekerjaan mewartakan, maka tidak semua orang senang dengan apa yang diwartakan tersebut, apalagi jika itu menyangkut kepentingan dirinya. Yang selama ini disembunyikan tiba-tiba menjadi berita umum. Tentu orang tidak suka.

Kasus yang paling anyar dan baru saja terjadi menimpa seorang pekerja jurnalistik adalah Jamal Kashoggi yang dikabarkan hilang saat tengah melakukan pekerjaannya di sebuah negara. Pria berumur 59 tahun ini memulai kariernya sebagai wartawan di Arab Saudi setelah lulus dari sebuah universitas Amerika di tahun 1985. Kemudian Khashoggi bekerja di sejumlah media Arab dan saluran TV, memulai karier sebagai wartawan asing sampai menjadi pemimpin redaksi.

Seperti diketahui, pejabat Turki menuding bahwa Khashoggi telah dibunuh di konsulat oleh regu yang dikirim oleh Saudi. Namun, klaim itu dibantah Saudi. Khashoggi merupakan seorang pengkritik kepemimpinan kerajaan dan menjadi kontributor Washington Post. Dia terlihat terakhir kali pada 2 Oktober 2018 saat memasuki konsulat Saudi di Istanbul.

Terlepas dari berita lenyapnya Khasshogi yang kontroversial tersebut. Sebetulnya banyak pelajaran yang bisa kita petik. Terlebih jika Anda seorang jurnalis atau amatir yang suka menulis. Beberapa poin seperti berikut:

Pahami peran menulis
Ini sebagai langkah awal membangunkan kesadaran kita sebelum menjadi seorang penulis. Tanamkan dalam alam bawah sadar kita bahwa menulis itu memiliki peran dalam mencerdaskan dan wawasan manusia. Oleh sebab itu tulisan yang dihasilkan oleh seorang jurnalis atau penulis dapat mencerahkan, positif dan mempengaruhi cara pandang orang menjadi lebih jernih terhadap suatu objek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun