Desa selalu punya cerita. Di sana ada kesederhanaan, ada kebersamaan, tetapi juga ada tantangan yang menunggu untuk dijawab. Itulah yang saya temukan ketika melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Tanjung Baru.
KKN bukan hanya tentang pengabdian singkat, melainkan tentang bagaimana mahasiswa bisa belajar dari masyarakat sekaligus memberi manfaat nyata. Di desa ini, saya menjalankan program sederhana tetapi penuh makna: budidaya lele  dan pembukaan lahan pangan dari langkah kecil inilah saya dan warga desa belajar bersama tentang arti ketahanan pangan.
Hari pertama tiba di kantor Desa Tanjung Baru, saya disambut hangat oleh warga. Mereka menerima saya seperti keluarga sendiri. Namun, di balik keramahan itu, saya mendengar cerita tentang keterbatasan desa. Banyak lahan yang belum termanfaatkan, sementara kebutuhan pangan harian masih bergantung pada pasokan dari luar desa.
Kondisi ini menjadi tantangan sekaligus peluang. Bersama perangkat desa, saya berembuk mencari program kerja yang tepat. Akhirnya disepakati bahwa kami akan memulai budidaya lele dari Desa Wisata dan membuka lahan tidur untuk ditanami jagung dan sayuran.
Budidaya ikan lele
Kolam terpal sederhana kami bangun di sebidang tanah dekat balai desa. Awalnya, ada keraguan dari warga. "Apakah lele bisa tumbuh sehat di kolam seperti ini?" tanya salah seorang bapak. saya hanya tersenyum sambil menjelaskan langkah-langkah perawatan.
Hari demi hari, saya memberi pakan ikan bersama anak-anak muda desa. Perlahan, lele-lele kecil mulai tumbuh lebih besar. Melihat ikan itu bergerak lincah di kolam, tumbuhlah optimisme yang tak terbayar dengan apapun.
Kolam lele itu bukan hanya menghasilkan ikan, tetapi juga menumbuhkan rasa percaya diri masyarakat. Mereka mulai melihat peluang bahwa budidaya ini bisa menjadi tambahan gizi keluarga sekaligus sumber penghasilan.
Membuka Lahan Pangan dengan tujuan Menanam Harapan