Mohon tunggu...
Rudi Candra Simbolon
Rudi Candra Simbolon Mohon Tunggu... Guru - Teacher in the elementary school of Muhammadiyah 1 Aekkanopan, Kabupaten Labuhanbatu Utara.

Guru dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hakikat Seorang Guru adalah Teladan

18 Desember 2019   19:38 Diperbarui: 18 Desember 2019   20:27 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tutwuri Handayani, GURU = digugu dan ditiru. (sumber: pixabay.com)

Memang pantas seorang guru itu mulia, coba bayangkan seorang guru setiap hari berangkat pagi, pulang petang demi mencerdaskan anak bangsa. Terkadang untuk sarapan pagipun tidak sempat, si kecilpun selalu ditinggal dalam keadaan tidur, dan masih banyak pengorbanan lainnya. Kalau anda tidak berprofesi sebagai guru, anda tidak akan merasakan sensasi ini.

Seorang sahabat yang se profesi dengan saya, bilang ke saya. Pak, berat sekali tugas seorang guru ya! Jawabku, iya pak. Lalu ia sambung untuk sekedar melepas penat, bayangkan pak, aku pergi pagi, anakku masih tidur.

Terkadang diatas kereta, baca (sepeda motor) aku berdoa. Ya Allah, tolong jaga anak-anakku ya Allah, aku berangkat kerja untuk mengajar anak orang lain, aku titip anak-anakku hanya kepadaMu ya Allah. Lalu saya tersenyum optimis kepadanya. Memang begitu menjadi seorang guru pak, sebab bapak sadar akan makna dari seorang guru, berkomitmen dan sadar akan profesi.

Jadilah seorang guru, jangan jadi gurupun jadilah. "kalimat ini memang hampir mirip, namun maknanya sungguh jauh berbeda."

Kalau ditinjau dari segi tugas dan tujuan bahwa memang semua manusia itu adalah guru. Baik secara formal maupun non formal. Tergantung pada profesi Masing-masing. Sebab, arti dari guru ialah yang layak digugu dan ditiru. 

Sekarang tinggal diri kita, apakah kita layak sebagai yang digugu dan ditiru oleh semua pengikut kita. Seorang ayah menjadi guru bagi istri dan anak-anaknya, leader sebagi guru atas anak buahnya, tenaga pendidik sebagi guru bagi anak didiknya, begitu pula para dosen maupun ustadz teladan bagi seluruh jama'ahnya.

Apapun yang ada pada diri kita semuanya akan diteladani, perkataan kita, penampilan, retorika, perbuatan, gerak-gerik kita, semuanya akan ditiru mereka, So, jika kita sampai saat ini belum mampu menjadi figur yang diteladani oleh pengikut kita, murid kita, bawahan kita, anak-anak kita maka boleh saja ada sesuatu yang salah pada figur kita.

Hadirnya memberi energi positif, hadirnya disukai banyak orang, bahkan ketika ia tidak ada semua orang mencarinya. Layaknya dalam hukum islam yang pertama yaitu wajib, hadirnya dirindukan dan memberi manfaat, kalau ia tidak hadir, maka orang disekelilingnya merasa kehilangan.

Memang tidak mudah menjadi guru, hanya orang-orang yang memiliki komitmenlah yang mampu menjawab makna guru tersebut, sebab kalau tidak. Maka hati yang menjadi lawan terbesarnya.

Bersahabatlah dengan hati, memakai istilah Aa Gym manjemen qolbu (MQ). Karena urusan hati engkaulah pengemudinya, jangan sampai kemuliaan ini berubah menjadi sia-sia tidak bernilai dimata sang ilahi. 

Kita telah belajar hukum sebab akibat, bahwa segala sesuatu yang terjadi itu pasti ada sebabnya. Segolongan orang akan terus berbondong-bondong melakukan kebaikan, karena mereka sadar betul akan akibat yang mereka perbuat. Dan segala perbuatan positif/ negatif akan kembali kepada diri kita sendiri.

Semoga bermanfaat.
_____
Des, 18. 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun