Sebenarnya tidak ada yang istimewa-istimewa amat dari serial induk FBI. Secara umum divisi kriminal FBI yang dikomandoi Isobel Castille (diperankan Alana de la Garza) menindaklanjuti tindak kriminal yang menjadi cakupan FBI yang memang luas.
Cakupan tugas yang bisa berarti menjaga keamanan negara dari ancaman teroris, baik domestik maupun internasional, menangani masalah korupsi dari berbagai tingkatan, mengatasi tindak kekerasan yang berpengaruh terhadap ketentraman masyarakat secara umum (kadang tumpang tindih dengan tugas polisi yang bersifat lebih domestik), atau menangani kejahatan kerah putih
Tugas para agen pun terbilang sederhana. Hanya mengikuti bukti yang mereka temukan di lapangan.
Bedanya, mungkin ada pada koordinasi antara tim lapangan dan tim belakang meja yang dikomandoi Asisten Penanggung Jawab, yang juga diceritakan sebagai mantan pecandu,  Jubal Valentine (Jeremy Sisto) lantaran  temuan di lapangan kadang perlu diproses entah di laboratorium atau cukup dari depan layar komputer, yang biasanya ditangani oleh tukang oprek hardware dan software eh Technical Analyst Ian Lim (James Chen).
Sedang untuk urusan digital lebih sering ditangani para analis intelejen seperti Elise Taylor (Vedette Lim), analis andal berwajah cemas  yang saling berbagi tugas dengan Kelly Moran (Taylor Anthony Miller) yang berkarakter sedikit humoris.
Dengan sekali dua kali mengetik tombol keyboard, para analis tersebut antara lain bertugas memeriksa kamera lalu lintas atau kamera pengawas (CCTV), menjalankan program pengenalan wajah (facial rec), memeriksa plat nomor kendaraan, yang di beberapa fiksi sering disampaikan dengan frasa "running the plate", memeriksa catatan keuangan (the financial) yang bisa merujuk pada rekening atau laporan keuangan (financial statement) orang atau badan yang dicurigai.
Terlepas beberapa frasa hapalan yang bisa menambah perbendaharaan kata, apa yang dilakukan anggota tim di divisi kriminal tersebut, bukan termasuk hal baru di dunia fiksi televisi bertema prosedur kriminal seperti ini lantaran setidaknya CSI atau NCIS, baik induk atau serial waralabanya sudah memulainya lebih dulu, bahkan dengan teknis yang sering kali lebih detail.
Tayang pada tahun yang berdekatan dengan musim terakhir serial Bones, gerbong terakhir serial bertema fiksi ilmiah populer serupa CSI, FBI terbilang cukup beruntung lantaran tetap CBS menjamin penayangan serialnya setidaknya hingga tahun 2027, 11-12 dengan serial bermusim panjang seperti NCIS,  meski beberapa pemeran regulernya, secara bergiliran, mendapat jatah libur setidaknya satu hingga dua episode untuk musim-musim mendatang dengan dalih penghematan biaya.
Kebijakan yang berlaku bukan hanya bagi para pemeran agen dalam ruangan, tetapi juga agen lapangan seperti aktris Kanada Missy Peregrym yang berperan sebagai agen empatik berkesan pemurung, Maggie Bell atau Zeeko Zaki yang memerankan agen Omar Adom "OA" Zidan, mantan veteran perang irak,  yang diceritakan punya garis keturunan Mesir, Italia, dan Turki sebagaimana pemerannya, serta alumni serial Bones, John Boyd, yang kali ini memerankan karakter berkesan ga bertele-tele, lebih cuek, namun peduli yang sekilas bermarga Italia, Stuart Scola, yang diceritakan berubah haluan karier dari pialang saham (karakter amrik italia terkini banget) menjadi agen FBI salah satunya dipicu peristiwa 11 September.
Stereotipe yang boleh dibilang menggantikan kesan kesan orang italia sebagai pekerja kerah biru layaknya Mario dalam Mario Bros (yang justru bikinan Jepang #eh).