Terlebih Lakers dan Clippers kala itu punya pemain cadangan yang merata. Lou Williams, Jamychal Green, dan Montrezl Harrell (Clippers) memastikan Clippers tetap jadi tim yang produktif di bangku cadangan.
Sedang Kyle Kuzma, Kentavious Caldwell-Pope, atau Dwight Howard (Lakers) menunjukkan Lakers tetap jadi tim yang pertahanannya sulit ditembus meski sebagian pemain utama sedang rehat untuk mengambil nafas.
Kebetulan kunci dua tim menaklukan lawan masing-masing bisa dibilang mirip yaitu lewat keluwesan taktik dan gaya permainan yang mengandalkan kecepatan dan kekuatan fisik.
Lakers yang sempat 3 kali beruntun dikalahkan Houston Rockets (termasuk partai pertama babak playoff), berhasil membalik keunggulan dengan mengubah taktik yaitu dengan mengganti JaValee McGee dengan Markieff Morris.
Taktik tersebut berhasil membuat Lakers, tim yang sama sekali tidak dikenal sebagai tim yang ganas dari area tiga angka menjadi tim yang produktif dari area tiga angka lantaran Kieff juga jago tembak dan jago menutup ruang gerak para pemain Rockets.
Andaikata tembakan tiga angka para pemain Lakers luput, Lebron James, Anthony Davis, Danny Green, bahkan Rojon Rondo yang mungil sigap mengambil bola rebound, melakukan serangan balik, dan menghukum Houston lewat tembakan tiga angka atau langsung menyerang ke jaring.
Itulah kelebihan Lakers. Mereka memiliki keluwesan taktik tanpa kehilangan ciri khas sebagai tim yang jago bertahan dan jago melakukan serangan balik cepat.
Video yang menunjukkan keluwesan formasi Lakers (Channel Youtube: Coach Daniel)
Pada saat melawan Denver Nuggets pun, Lakers memasang Dwight Howard untuk meredam pergerakan dan umpan-umpan tidak terduga Nikola Jokic. Keluwesan taktik seperti ini kebetulan amat sangat bisa diterapkan karena Lakers punya kedalaman komposisi pemain yang bagus.
Ketika JaValee McGee, LeBron James, Danny Green rehat, mereka masih punya Dwight Howard, Kyle Kuzma, Markieff Morris, dan pemain favorit netizen Alex Caruso.