Mohon tunggu...
Calvin Franklin
Calvin Franklin Mohon Tunggu... Blogger

Seorang suami, ayah satu anak.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Jangan Remehkan Asam Urat: Pengalaman Nyata dan Fakta Medis

30 Maret 2025   18:37 Diperbarui: 30 Maret 2025   18:37 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. (Foto: Getty Images/Sorapop) - detikHealth.

Usia saya 43 tahun. Tinggi 177 cm, berat badan sempat menyentuh 116 kg, dan kini stabil di angka 103 kg. Di bulan Maret ini, saya akhirnya mengambil langkah serius untuk menjaga kesehatan---salah satunya dengan mendaftar sebagai member di sebuah fitness center. Tapi keputusan ini bukan karena ikut-ikutan tren atau FOMO. Saya melakukan ini karena tubuh saya mulai "berteriak".

Sejak 2006, saat saya berusia 25 tahun, saya mulai merasakan nyeri akibat asam urat, meski waktu itu saya anggap remeh. Kemungkinan besar penyebabnya adalah pola makan yang tidak sehat.

Waktu itu, saya merasa tubuh masih bisa pulih dengan cepat tanpa perawatan serius. Setiap kali kambuh, saya cukup minum obat pereda nyeri. Tidak pernah konsultasi ke dokter. Tapi perlahan, kondisi itu berubah. Frekuensi kambuhnya makin sering, dan nyerinya makin hebat. Masuk usia 40 tahun, serangan asam urat bisa datang dua hingga tiga kali dalam sebulan.

Titik Balik: Data yang Menggugah

Di Mei 2024 saya berinisiatif melakukan  pemeriksaan laboratorium secara mandiri. Hasilnya: kadar asam urat saya 9,4 (di atas batas normal 3,5--7,2 mg/dL), Serum Creatinin 1,55 (normal 0,73--1,18), dan eGFR saya 54, yang menunjukkan gangguan ringan pada fungsi ginjal.

Ini bukan lagi sekadar peringatan bagi saya, tapi sudah menjadi sinyal serius bahwa saya harus segera mengambil tindakan. Saya tak bisa lagi terus-terusan menunda perubahan.

Asam Urat: Lebih dari Sekadar Nyeri Sendi

Banyak orang, termasuk saya dulu, menganggap asam urat hanya soal nyeri sesaat yang akan hilang dengan sendirinya. Namun di balik rasa nyeri itu, tersembunyi potensi komplikasi serius yang bisa berdampak jangka panjang jika tidak ditangani dengan benar. Berdasarkan informasi medis dari Alodokter, kenyataannya jauh lebih serius.

Jika tidak ditangani dengan tepat, asam urat bukan hanya menyebabkan nyeri sendi, tetapi juga bisa berdampak luas terhadap kesehatan tubuh secara keseluruhan. Penderitanya berisiko mengalami komplikasi yang memengaruhi sendi, ginjal, sistem metabolik, bahkan jantung. Gejala yang dibiarkan terus-menerus bisa berkembang menjadi kondisi kronis yang mengganggu mobilitas, kualitas hidup, dan bahkan memicu penyakit degeneratif lain. Oleh karena itu, memahami risiko-risiko ini penting agar kita tidak menyepelekan dan dapat segera mengambil langkah pengobatan yang tepat.

Sebagai contoh nyata, kadar asam urat yang tinggi secara kronis dapat menyebabkan gagal ginjal yang memerlukan cuci darah seumur hidup, atau bahkan memicu serangan jantung akibat peradangan pembuluh darah yang tidak terdeteksi. Tidak sedikit penderita yang kehilangan kemampuan berjalan karena sendi-sendi utama mereka rusak permanen oleh kristal asam urat. Hal-hal ini bisa terjadi jika penderita terus menunda pengobatan dan mengabaikan gejalanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun