Mohon tunggu...
dicky_walker
dicky_walker Mohon Tunggu... Humble, friendly, adaptable

Mahasiswa yang tertarik dengan berbagai hal-hal baru dan pengalaman baru, mudah beradaptasi & humble

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tiga Hari Tanpa Listrik, Aceh Hadapi Tantangan di Tengah Pemadaman Panjang

3 Oktober 2025   19:46 Diperbarui: 3 Oktober 2025   19:46 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Aceh mengalami pemadaman listrik panjang sejak 29 September hingga 1 Oktober 2025. Selama tiga hari berturut-turut, sebagian wilayah Aceh berada dalam kondisi gelap gulita. Peristiwa ini menjadi sorotan publik karena dampaknya yang luas terhadap aktivitas masyarakat, ekonomi, hingga layanan publik.

Banyak warga mengeluhkan sulitnya menjalani aktivitas sehari-hari tanpa listrik. Mulai dari pekerjaan rumah tangga yang terhambat, anak-anak sekolah yang kesulitan belajar, hingga pedagang kecil yang kehilangan penghasilan karena peralatan elektronik tidak bisa digunakan. Pemadaman ini membuat suasana malam menjadi lebih sepi dan rawan, karena ketiadaan penerangan jalan dan listrik rumah.

Sektor ekonomi yang termasuk paling berdampak. Usaha kecil menengah, seperti toko kelontong, penjual es, hingga usaha laundry tidak bisa beroperasi normal. Warung makan juga mengalami kerugian karena bahan makanan cepat basi akibat tidak adanya daya untuk menghidupkan pendingin. Beberapa pemilik usaha terpaksa menutup dagangannya lebih awal.

Selain itu, layanan kesehatan turut menghadapi tantangan besar. Rumah sakit dan klinik terpaksa mengandalkan genset untuk menopang kebutuhan listrik darurat. Namun, tidak semua fasilitas kesehatan memiliki cadangan energi yang memadai. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di tengah pasien yang membutuhkan layanan medis intensif.

Dari sisi komunikasi, pemadaman listrik panjang juga berdampak pada jaringan internet dan telekomunikasi. Beberapa wilayah mengalami gangguan sinyal karena base transceiver station (BTS) tidak berfungsi maksimal. Masyarakat pun kesulitan mengakses informasi atau berkomunikasi dengan keluarga di luar daerah. Walau demikian, ada juga sisi positif yang dirasakan. Beberapa warga mengaku lebih banyak menghabiskan waktu bersama tanpa gangguan gawai. Anak-anak bermain tradisional, sementara orang dewasa lebih banyak berbincang. Namun, hal ini tidak mengurangi fakta bahwa pemadaman listrik selama tiga hari tetap menjadi masalah serius yang perlu evaluasi menyeluruh.

Pihak PLN Aceh menjelaskan bahwa pemadaman disebabkan oleh gangguan besar pada sistem transmisi. Proses perbaikan membutuhkan waktu yang cukup lama karena kerusakan terjadi di beberapa titik sekaligus. Walau listrik akhirnya kembali normal pada 1 Oktober, masyarakat berharap peristiwa serupa tidak terulang dalam waktu dekat.

Pemadaman panjang ini menjadi pelajaran penting tentang betapa vitalnya listrik dalam kehidupan modern. Aceh kini menyadari bahwa ketersediaan energi bukan sekedar kebutuhan teknis, melainkan juga penopang utama roda kehidupan masyarakat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun