Mohon tunggu...
dicky_walker
dicky_walker Mohon Tunggu... Humble, friendly, adaptable

Mahasiswa yang tertarik dengan berbagai hal-hal baru dan pengalaman baru, mudah beradaptasi & humble

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengapa Kuliner Indonesia Belum se-Terkenal Jepang, Thailand, dan Korea?

26 September 2025   21:22 Diperbarui: 26 September 2025   22:58 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Diskusi menarik terjadi antara Laurence Rioubenson, seorang food vlogger asal Perancis yang sekarang menetap di Indonesia, dengan Dominic Jermey, British Ambassador to Indonesia (Duta Besar Inggris untuk Indonesia). Keduanya membahas fenomena Kuliner Nusantara yang kaya rasa dan tradisi, namun belum sepenuhnya dikenal luas di panggung internasional seperti makanan Jepang, Thailand, dan Korea.

Laurence membuka percakapan dengan menyampaikan kekagumannya pada keberagaman kuliner Indonesia. Dari Sumatra hingga Papua, dia menemukan cita rasa yang berbeda, mulai dari rendang, rawon, hingga papeda. Namun, ia menyoroti, karena banyaknya variasi, dunia internasional tidak punya ikon tunggal yang merepresentasikan Indonesia. "Kalau orang mendengar kata Jepang, mereka langsung terpikirkan sushi. Thailand identik dengan tom-yum, dan Korea terkenal dengan kimchi. Indonesia punya banyak pilihan, tapi belum ada yang betul-betul melekat secara global", jelas Laurence.

Menanggapi hal itu, Dominic Jermey menambahkan bahwa branding memainkan peran penting dalam popularitas kuliner. Jepang dan Korea, menurutnya telah berhasil menggabungkan strategi budaya yang luas, mulai dari musik, film ,hingga gaya hidup, sebagai pintu masuk untuk memperkenalkan kuliner mereka. "Hallyu Wave membuat orang penasaran untuk mencoba makanan Korea, sementara budaya pop Jepang ikut mengangkat citra kuliner mereka. Indonesia masih punya pekerjaan besar di sisi promosi internasional", ujar Dominic.

Laurence juga menyinggung soal penyajian. Banyak masakan Indonesia yang membutuhkan proses memasak panjang dengan bumbu yang rumit. Hal ini membuat beberapa hidangan kurang praktis untuk dijual di pasar internasional yang cenderung mencari makanan cepat saji dan mudah dikenali. "Rendang misalnya, rasanya luar biasa. Tapi, untuk orang asing, sulit menmukan restoran yang mampu menyajikannya dengan autentik di luar Indonesia", tambahnya.

Meski begitu, keduanya sepakat bahwa peluang kuliner Indonesia masih terbuka lebar. Dominic percaya, hidangan seperti sate, nasi goreng, dan rendang sudah memiliki daya tarik global, hanya butuh promosi yang konsisten. Sementara itu, Laurence menekankan pentingnya peran media sosial dan kreator konten dalam memperkenalkan kekayaan Kuliner Nusantara kepada dunia.

Dsikusi ini menegaskan agar kuliner Indonesia bisa setara dengan Jepang, Thailand, dan Korea, diperlukan sinergi antara diplomasi budaya, industri kuliner, dan dukungan kreator digital. Dengan langkah bersama, makanan Indonesia berpotensi besar menjadi identitas global yang membanggakan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun