Mohon tunggu...
ruslan effendi
ruslan effendi Mohon Tunggu... Pengamat APBN dan Korporasi.

Lulusan S3 Akuntansi. Penulis pada International Journal of Public Administration, Frontiers in Built Environment, IntechOpen, Cogent Social Sciences, dan Penulis Buku Pandangan Seorang Akuntan: Penganganggaran Pendidikan Publik Untuk Kualitas Dan Keadilan (Pengantar Prof. Indra Bastian, MBA., Ph.D.)

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Apa Salah Wina, Kota Terbaik yang Tersandung Konser Taylor Swift?

27 Juni 2025   18:54 Diperbarui: 30 Juni 2025   13:08 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Vienna State Opera at the blue hour (By Granada - Own work, CC BY-SA 4.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=65434238)

Selama bertahun-tahun, Wina (Vienna) telah menjadi lambang kota layak huni. Kota ini didukung sistem transportasi publik yang efisien, ruang hijau luas, pelayanan kesehatan prima, dan infrastruktur pendidikan yang tak tertandingi. Namun, tahun ini gelar prestisius itu berpindah tangan ke Copenhagen. Bukan karena Vienna menjadi kota yang lebih buruk, tetapi karena satu indikator strategis---stability---mengalami guncangan besar. Ironisnya, pemicunya adalah konser seorang penyanyi pop, Taylor Swift.

Pada Agustus 2024, dunia dikejutkan oleh berita pembatalan tiga konser Taylor Swift di Vienna akibat ancaman teror yang dikonfirmasi oleh otoritas keamanan Austria. Dua tersangka yang telah terpapar radikalisasi digital ditangkap setelah diduga merencanakan serangan besar di Stadion Ernst Happel. Walau insiden tersebut berhasil dicegah dan tak ada korban, dampaknya terhadap persepsi keamanan kota sangat nyata. Dalam metodologi Global Liveability Index yang dirilis oleh Economist Intelligence Unit, aspek stability---yang mencakup keamanan publik, ancaman teror, dan ketertiban sosial---menjadi salah satu komponen penentu utama. Dan untuk Vienna, nilainya turun drastis akibat kejadian ini.

Copenhagen, yang sebelumnya berada di bawah Vienna, justru mempertahankan skor sempurna dalam stabilitas dan sektor lainnya seperti pendidikan, infrastruktur, serta layanan kesehatan. Ia tak hanya menjadi simbol keberlanjutan dan inovasi, tapi juga kestabilan sosial yang tinggi tanpa peristiwa besar yang mengusik ketenteraman warganya. Sementara Vienna tetap memegang nilai tinggi dalam semua indikator lainnya, insiden tunggal tersebut cukup untuk menggoyahkan takhta yang selama ini ia duduki dengan anggun.

Lantas, adakah yang bisa disebut sebagai "kesalahan" Vienna? Tidak dalam arti kebijakan kota secara umum. Namun dalam logika peringkat global, satu kejadian yang menodai rasa aman publik bisa berdampak besar. Ini bukan hanya tentang fakta objektif, tapi juga soal persepsi dan reputasi. Stability, sebagaimana diukur oleh EIU, bukan semata hasil dari peristiwa aktual, melainkan juga refleksi dari kepercayaan kolektif akan keamanan masa depan. Dalam dunia yang semakin dipenuhi ketidakpastian, satu lubang kecil dalam dinding pertahanan bisa mengubah seluruh peta kekuatan kota-kota dunia.

Kasus Vienna menunjukkan bahwa mempertahankan gelar sebagai kota paling layak huni di dunia bukan sekadar soal membangun taman yang indah atau rumah sakit yang canggih, tetapi juga tentang menjaga rasa aman dan stabilitas sosial dalam arti yang paling dalam. Ketika konser Taylor Swift dibatalkan karena ancaman teror, bukan hanya para penggemar yang kecewa, tapi juga seluruh warga Vienna harus menerima konsekuensi simbolik yang jauh lebih besar, yaitu kehilangan mahkota sebagai kota terbaik di dunia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun