Tidak semua keputusan diambil dengan perhitungan yang sempurna. Setuju nggak? Teori keputusan (decision theory) mengasumsikan bahwa individu adalah makhluk rasional yang mampu mempertimbangkan seluruh informasi dan kemungkinan sebelum memilih opsi terbaik yang memaksimalkan manfaat. Namun, asumsi ini seringkali terlalu ideal. Sementara Teori perilaku (behavioral theory) justru menunjukkan bahwa manusia kerap bertindak tidak rasional akibat bias, emosi, dan keterbatasan psikologis.
Lalu, di mana letak keseimbangan antara dua kutub ekstrem ini? Di sinilah konsep bounded rationality hadir sebagai jembatan yang menjelaskan bahwa manusia memang rasional, tetapi dalam batas-batas tertentu.
Bounded rationality menempati posisi "di antara" dua teori tersebut. Individu, dalam praktiknya, memang berupaya membuat keputusan yang logis dan rasional, seperti yang diandaikan dalam decision theory. Mereka bisa memperbarui keyakinan atau ekspektasi ketika memperoleh informasi baru. Namun, ketika situasi menjadi terlalu kompleks atau informasi terlalu banyak, mereka menyederhanakan proses pengambilan keputusan.
Investor seringkali hanya fokus pada angka laba bersih (bottom line) dalam laporan keuangan dan mengabaikan catatan kaki yang mungkin memuat informasi penting, karena mempelajari keseluruhan laporan dianggap terlalu rumit atau memakan waktu. Masih terlihat ya, mereka masih rasional---karena tetap bereaksi terhadap informasi baru---tetapi juga terbatas dalam kapasitas kognitif dan sumber daya yang dimiliki.
Contoh sederhananya adalah saat kita membeli ponsel. Secara teori, kita seharusnya membandingkan semua spesifikasi teknis, membaca ulasan pengguna, mengecek daya tahan baterai, kecepatan prosesor, hingga layanan purnajual. Tapi dalam kenyataannya, banyak orang langsung memilih berdasarkan merk yang sudah dikenal atau rekomendasi teman. Mereka menyederhanakan kompleksitas informasi dengan menggunakan "aturan praktis", seperti "asal mereknya bagus pasti oke." Ini bukan karena mereka bodoh atau malas, tapi karena waktu, energi, dan kapasitas otak mereka terbatas. Mereka tidak optimal, tapi cukup rasional.
Bounded rationality menjelaskan realitas pengambilan keputusan yang tidak sesempurna model-model teoretis, tapi juga tidak seburuk yang digambarkan oleh teori perilaku ekstrem. Ia menjadi landasan yang kuat untuk memahami bagaimana manusia berpikir dan bertindak dalam dunia yang penuh ketidakpastian---sebuah dunia di mana menjadi "cukup baik" seringkali lebih masuk akal daripada menjadi "sempurna."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI