Mohon tunggu...
Cak Idur
Cak Idur Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Hobi membaca dan menulis. Tertarik dengan ICT, pertahanan, teknik, dan sosio-ekonomi.. Ngeblog juga di www.cakidur.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Rakyat Libya Terancam Radiasi Amunisi NATO

2 Juni 2011   18:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:56 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

[caption id="attachment_111961" align="aligncenter" width="300" caption="Asap dan Debu Proyektil DU sangat berbahaya"][/caption]

Sebagaimana banyak dilaporkan bahwa NATO telah menembakkan rudal-rudal anti tank (armour pircing incendiary) dipalagan Libya, termasuk sekitar ibukota Tripoli. Ini berarti berkilo-kilo DU (Depleted Uranium) sudah digunakan di Libya dalam beberapa minggu terakhir. Hingga akhir Mei pesawat NATO menggelar 8444 sorti penerbangan dan melancarkan 3229 sorti serangan. Para kritikus Campaign for Nuclear Disarmament dan ICBUW (International Council for the Ban of Uranium Weapons) mendesak NATO untuk tidak menngunakan amunisi yang berkomponen DU di Libya. Meski Jubir USAF Paula Kurtz membantah tuduhan penggunaan DU di Libya namun sejumlah laporan di lapangan mengindikasikan adanya pemakaian. Sejak perang Teluk 1991, NATO terutama AS gemar memakai amunisi DU untuk menghancurkan kendaraan lapis baja lawan kemudian berbulan-bulan setelahnya baru mengakui.

DU (Depleted Uranium) merupakan logam pelapis peluru kanon dan misil yang ditujukan untuk menghancurkan bungker dan tank atau kendaraan lapis baja. Amunisi DU sangat ampuh dan jauh lebih ekonomis disbanding material logam lainnya. DU diolah dari senyawa uranium yang dihilangkan kemampuan fisinya. Dipadu dengan Titanium menghasilkan shell peluru untuk kanon pesawat tempur danrudal baik rudal udara ke darat maupun rudal penjelajah. Rudal penjelajah Tomahawk bias memuat hingga 400 kg DU. Peluru DU menjadi arsenal utama A-10 Warthog dan pesawat AL seri Harrier pada kanon kaliber 20 mm. Sifat fisik DU sangat unik karena densitasnya sangat tinggi sekitar 19 kg/l dengan biaya produksi yang lebih murah, bisa diolah dari logam limbah bahan bakar reaktor nuklir. Peluru disebabkan densitas materialnya yang sangat tinggi menembus lapisan baja dengan energy momentum kinetiknya menyebabkan gesekan panas terhadap logam DU memicu terbakarnya material DU. Pembakaran DU menghasilkan bola api dasyat dengan temperature mencapai hamper 5000 derajat Celcius, disebut efek pyrophoricity . Menimbulkan kebakaran hebat di dalam tank/kendaraan lapis baja yang membakar apapun yang ada di dalam tank termasuk amunisi yang dibawanya. Danpak ikutannya ialah ikut meledaknya amunisi itu, menciptakan efek yang luar biasa terhadap penghancuran unit kendaran lapis baja. Sejarah penggunaan amunisi DU dimulai dari Perang Teluk 1991, Pemboman NATO terhadap Serbia Bosnia September 1995, penyerangan terhadap Yugoslavia di musim semi 1999, dan serangan terhadap Iraq dan Afghanistan 2003.

Efek samping amunisi DU dihasilkan oleh asap atau debu dari proses pembakaran DU yang bersifat radioaktif dan beracun. Debu radioaktifnya sangat halus berkisar 0,5 hingga 5 micron dengan kisaran sebaran 500 meter sampai 1000 meter dari titik ledakan. Asapnya membahayakan kesehatan, sangat beracun bagi personel militer maupun penduduk sipil bahkan sifat radioaktifnya bertahan hingga bertahun-tahun setelah perang usai. Sifat radioaktif bisa menimbulkan kanker dan mutasi genetic. Kota Fallujah Iraq pernah mendapat serangan amunisi DU pada November 2004 oleh korps mariner AS. Berdasar penelitian Universitas Michigan yang dipblukasikan Desember 2010 diketahui bahwa 547 kelahiran di RS Fallujah pada May 2010, 6 tahun pasca kejadian, 15% bayi mengalami cacat fisik. Jauh lebih tinggi dari pada rata-rata dunia 2-3%. Belum termasuk kasus kanker yang diidap penduduk.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun