Mohon tunggu...
Cak Glentong
Cak Glentong Mohon Tunggu... Guru - Pemerhati masalah budaya dan agama

Pemerhati masalah budaya dan agama

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Ayat Ramadan dan Tema Toleransi yang Sering Diabaikan

14 April 2021   10:14 Diperbarui: 14 April 2021   10:23 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Ada ayat yang selalu berulang-ulang dibaca saat bulan ramadan, yakni surat al-Baqarah ayat 183 yang bunyinya " Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa".  Ayat ini menjadi dalil bagi kewajiban untuk berpuasa, ayat berikutnya 185 menyebutkan kata bulan Ramadan "Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. "


Ayat di atas hampir setiap Ramadan akan terdengar menyapa jamaah, setiap penceramah akan mengkajinya dari berbagai aspek, namun ada aspek yang diabaikan yakni pada anak kalimat "sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum".  Kaum-kaum sebelum umat islam di era Nabi Muhammad dann sesudahnya sudah diwajibkan berpuasa. Siapa mereka ?? Tentu yang dimaksud adalah para ahlul kitab, yakni orang-orang yang mengikuti kitab sebelumnya, yang sekarang identik dengan umat Kristiani dan Yahudi. Artinya, pengakuan tegas dalam Al-Qur'an bahwa ayat tersebut mengakui ada keyakinan yang lain, yang pernah diwajibkan juga berpuasa, sebagaimana kamu sekarang diwajibkan berpuasa.


Sejak awal islam saat menghormati kepercayaan ahlul kitab, walau dalam sejarah ada konflik dengan sebagian kaum ahlul kitab terutama dari Yahudi, tetapi itu bukan konflik keagamaan tetapi konflik sosial politik. Konflik umat Islam terhadap kaum Yahudi di Madinah, karena saat umat Islam mendapatkan secara besar-besaran dari Mekkah, suku -- suku Yahudi di Madinah tidak melakukan pembelaan bahkan mendukung serangan tersebut padahal ada kesepakatan yang dikenal dengan Piagam Madinah untuk saling menjaga dan melindungi.


Ayat Al-Baqarah 183 adalah pengakuan terhadap agama yang berbeda namun ada kesamaan mereka dulunya juga berasal dari Allah, mereka juga puasa sebagaimana kamu juga berpuasa, walaupun dengan cara yang berbeda, mereka juga sholat sebagaimana kamu sholat walaupun dengan tata cara sholat yang berbeda. Tetapi subtansinya sama, yakni menjalankan ibadah puasa dan sholat.
Dengan konsep pemikiran seperti ini, ulama sepakat akan mewajibkan menghormati kitab suci dan tentu saja keyakinan mereka, karena ada titik temu yang lebih besar dibanding perbedaannya, memang  ada perbedaan dalam beberapa bagian aqidah. Ketika mendengar orang -- orang ahlul kitab membaca kitab mereka, umat Islam diminta untuk mendengarkannya, jika tidak ada perbedaan dengan ayat-ayat al-Qur'an, maka ajaran atau kisah dalam kitab tersebut benar adanya.  


Di era yang paling awal, ketika Nabi Muhammad pertama kali di Gua Hiro menerima wahyu. Ketika beliau belum memahami apa yang terjadi dengan dirinya, belum memahami sepenuhnya dengan Jibril yang menyampaikan wahyu. Lalu Khodijah mengajak suaminya untuk menanyakan hal tersebut kepada seorang pendeta, Waraqoh bin Naufal nama pendeta nasrani yang sangat mashur dalam sejarah Islam.  Begitu pula ada sosok pendeka Bukhaira dalam sejarah yang lebih awal lagi, yang dalam banyak diriwayatkan sudah mengenai ciri kenabian kepada Muhammad kecil yang ikut pamannya berdagang ke Syam.


Sikap penghormatan terhadap ahlul kitab dan agama lain terus berlanjut hingga pada pada masa Khulafaur Rasyidin, kisah yang paling epik adalah saat Umar bin Khattab masuk Yuraselam setelah berhasil mengusai kota tersebut. Saat Umar masuk ke Yerusalem, beliau disambut oleh Uskup Sophronius pemimpin Geraja Makam Kudus, bahkan uskup itu sempat menemani Umar jalan-jalan melihat kota suci tersebut. Saat masuk waktu sholat dhuhur, Umar minta izin untuk melakukan sholat, oleh sang uskup dipersilahkan untuk sholat di Geraja Makam Kudus, tetapi Umar menolaknya karena kuatir nanti umat Islam akan menyangka jika geraja itu sudah menjadi masjid dan kelak akan diambil alih oleh umat Islam karena sudah dianggap masjid. Umar tidak ingin itu terjadi.


Dari kisah itu bisa membayangkan betapa dahsyatnya sikap Umar  dan Uskup Sophronius, sang uskup mempersilahkan Umar sholat di geraja dan Umar menolaknya karena kuatir jika gereja itu akan diambil alih oleh umat Islam. Sebuah sikap toleransi yang luar biasa dalam sejarah. Kemudian Umar sholat di luar gereja, lalu Umar berpesan jika kelak tempat itu dijadikan masjid jangan ada adzan yang dikumandangkan dengan keras karena akan menganggu jamaah gereja. Umar sahabat yang dalam sejarah dikenal sebagai sosok yang tegas dan keras ternyata sangat menghormati keberadaan gereja di wilayah kekuasaannya.


Toleransi yang indah dari zaman Nabi Muhammad sampai zaman sahabat. Semoga bulan suci ramadan tahun ini, dengan semangat ayat Ramadan, menjadikan semangat toleransi itu kembali bisa bangkit dan menjadi tradisi umat islam. Semua itu bisa dimulai di bulan suci ini, bulan saatnya umat Islam untuk merenungkan dan meningkatkan kualitas keislamannya. Secara khusus, sikap toleransi kepada agama yang lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun