Mohon tunggu...
Muhammad Faruq
Muhammad Faruq Mohon Tunggu... -

Alumnus Fakultas Humaniora dan Budaya UIN Maliki Malang

Selanjutnya

Tutup

Money

Asongan, Gaya Berjualan Paling Indonesia

13 Mei 2011   23:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:44 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Saat di bus dalam sebuah perjalanan jauh, suasana panas dalam kendaraan membuat rasa haus perlahan melanda tenggorokanku, ditambah sedikit lapar yang cukup mengganggu kenyamanan perjalanan. Kucoba memejamkan mata untuk tidur agar derita dahaga dan lapar tak terasa, tapi tak bisa. Kucoba pejamkan mata dan "yang dingin, yang dingin...kacang-kacang..", Wow, asyik. Tak lama kemudian "tahu...lumpia...gorengan...", Layaknya musafir di padang gurun tandus tiba-tiba menemukan kubangan oase. Mataku menjadi segar, air liurku seakan mau tumpah membanjiri baju, ingin segera sampai ke oase itu. Kuacungkan tangan sambil sedikit berteriak memanggil "air dingin pak..". Lalu disusul penjual gorengan berjalan semakin mendekat ke arahku sambil semangat menawarkan barang dagangannya.."Tahu mas, atau Lumpia?", ia menawarkan padaku. Lapar membuatku tak kuasa menolak "iya, tiga pak". Lalu kunikmati makanan dan minuman itu sambil menikmati perjalanan. Ah, nikmat tak terkira.

Rasa laparku terobati. Semua berkat jasa pedagang asongan. Pengasong sangat istimewa bagiku, dan tentunya sangat dan paling Indonesia. Terima kasih, Pengasong. Berjualan asongan berarti menjual sesuatu dalam jumlah tidak besar (eceran) dengan cara menawarkan barang jualan ke calon pembeli langsung. Biasanya berada di jalan raya tepatnya di saat lampu merah, di bis kota atau ditempat-tempat umum. Yang ditawarkan pun beragam, mulai makanan semisal kacang, permen, tahu, lumpia, dan gorengan lain atau buah-buahan yang sudah dipotong dan siap makan, dan juga beragam minuman, mulai kopi, air mineral, air dingin, hingga minuman yang berrasa. Tak jarang pula ada yang menjajakan koran, buku, alat tulis, rokok, korek api, lampu senter, hingga alat menjahit mini. Luar biasa semangat enterpreneuship dalam jiwa para pedagang asongan.

Memang, umumnya barang dagangan mereka lebih sedikit mahal dibanding dengan di toko langsung. Tetapi itu cukuplah untuk membayar jerih payah atau jasa mereka mengantar barang hingga ke hadapan kita yang sedang dalam perjalanan dan tak sempat turun hanya sekedar membeli munuman atau makanan, seperti yang saya alami dan juga hampir tiap penumpang di Indonesia. Ya sekali lagi hanya di Indonesia. Semangat pedagang asongan yang tak kenal lelah adalah semangat Indonesia. Terima kasih Pengasong, salam Merdeka!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun