Mohon tunggu...
Husni el-Jufri
Husni el-Jufri Mohon Tunggu... -

al-Azhar University

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pak Presiden, Kami Kelaparan, Pak Dubes Ketiduran

4 Februari 2011   18:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:53 1666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12968457051763153415

[caption id="attachment_87379" align="aligncenter" width="640" caption="Foto"][/caption]

Memang, tidak semua WNI di Mesir sedang mengalami apa yang diberitakan media, baik cetak maupun elektronik. Sebagai mahasiswa biasa, kelas ekonomi alias bukan VIP, Ahmad asal kudus ini, mungkin sudah tidak memiliki sepeser uang pun dan acapkali puasa, karena bahan makanan terbatas, ATM-ATM pun tutup, dan pergolakan politik semakin tak menentu. Semenjak pecahnya demo besar-besaran di Mesir, 25 januari lalu, keadaan mahasiswa makin tak jelas. Walaupun tinggal di asrama, banyak mahasiswa yang merasa resah dan gelisah akibat kerusuhan-kerusuhan di negara seribu menara ini. Kerusuhan yang mungkin selalu menyalahkan pemerintahan Muhammad Husni Mubarak, padahal sebenarnya tidak lebay-lebay amat, karena di sisi lain Al-jazera dan Arabiya juga sering ditunggangi kepentingan-kepentingan politik kaum fundamentalis, terutama al-Ikhwan al-Muslimun yang sangat anti dengan Islam ala ahlusuunnah waljama’ah ala Nahdhatul ulama’ di Indonesia.

Ironinya, ada yang berteriak ingin jihad, tapi mereka tidak peduli dengan nasib kawan-kawannya, sebutlah Ibnu yang berjenggot panjang dan berjidat hitam. Sebenarnya, kasus evakuasi mahasiswa adalah jasa baik Pak Presiden SBY dan Pak Dubes. Mungkin prioritas lebih pada ibu-ibu, kaum hawa dan anak-anak, namun tak mungkin evakuasi ini hanya berjalan setengah hati. Karena evakuasi gelombang satu, banyak seat yang kosong dan laki-laki single, serta gadis-gadis glamor tertutup cadar sudah tiba di Indonesia.

Di sisi lain, keamanan kian hari, makin mencekam, Sebutlah Fitri Isma’il yang ditangkap gara-gara lupa bawa paspor, walaupun dia guru silat, namun apadaya isak tangisnya tak tertahan, tatkala dikumpulkan dengan para penjahat yang tertangkap, malah ada yang nyeletuk, “bayar aja lima puluh pound, kamu bisa bebas”, tutur seorang penjahat yang sudah tak bergigi.“Saya kapok, pengen pulang “ tutur fitri kepada saya.

KBRI, terutama Pak Fakhir sebagai Duta besar RI di Mesir, malah bilang aman-aman saja, seperti statmen-statmen politis beliau di sejumlah televisi swasta. Padahal seperti yang saya alami, tatkala naik tramco (kendaran umum) dari Hay Sabi’ menuju Abbasiyah, tiba-tiba para penumpang, ada yang pro dengan Mubarak dan kontra, kontan saja hampir terjadi tawuran dalam tramco tersebut, makanya saya pun bergegas turun di tengah jalan, tepatnya di kawasan nadi Sikkah. Belum lagi yang dialami Miftah, asal tangerang, yang sempat ditahan dan masuk ke dalam tank, di kawasan Heliopolis. Begitu juga yang dialami Muslim dan Miftahul Amin, yang sempat ditodong pistol di kawasan Tub Ramli, dan dimintai rokok oleh aparat. “Penyebab kerusuhan di Mesir, adalah orang-orang asing”, tutur seorang tentara, kepada Absori yang kini sudah diusir dari rumahnya dan sempat diperiksa paspor dan visanya.

Sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk melindungi warganegaranya, bila teman-teman dari negara lain sudah banyak dievakuasi, jauh-jauh hari sebelumnya, karena alasan keamanan dan kekurangan pangan, maka Indonesia mungkin negara terakhir yang masih menunggu korban-korban “Revolusi Mesir” ini. Padahal, Kyai Muhlason sebagai Local staf dan Rais Syuriah PCINU, Mesir, sempat ditahan juga selepas mengantarkan rombongan yang dievakuasi. Apabila menurut Pak Dubes, mahasiswa Indonesia masih aman dan tidak perlu dievakuasi, bukankah home staf juga sudah banyak yang dievakuasi, lantas siapa yang akan mengurusi kami, mahasiswa klas ekonomi di sini, “padahal beras kami sudah menipis dan hanya beberapa sendok minyak saja“, tutur Rahima, Ainun, dan Munawarah kepada saya. Mungkin Pak Dubes sedang ketiduran, sementara para mahasiswa sedang kelaparan, sedangkan para ahli politik memanfaatkan dan mengeluarkan statment sembarangan. Pak Presiden SBY, tolong evakuasi kami semua, bila keadaan sudah pulih, kami bersedia kembali dengan restu dan dukungan anda, semoga Pak Presiden membangunkan pak Fakhir yang sedang ketiduran di Istana KBRI Garden City, Cairo.

Salam Perdamaian!!.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun