Diet ketogenik atau diet keto semakin marak akhir-akhir ini. Diet ketogenik merupakan metode diet dengan membatasi konsumsi karbohidrat. Bahkan sampai dengan taraf tidak mengkonsumsi karbohidrat.
Diet keto ini dipercaya banyak orang mempunyai manfaatnya yang baik. Ada yang berpendapat selain menurunkan berat badan, diet ini juga dapat menurunkan resiko penyakit tertentu seperti penyakit jantung dan diabetes.
Namun selain manfaatnya, diet ini juga dianggap memiliki beberapa efek samping saat dijalankan. Namun demikian, tidak semua orang mengalami efek samping dari Diet Keto, dan biasanya efek dari diet inipun tidak berlangsung lama. Bervariasi pada setiap orang.
Berikut ini efek samping dan cara untuk meminimalkan efek dan mengatasinya:
1. Sering buang air kecil, kencing
Awal berketogenik biasa akan muncul gejala ini, tubuh akan mengeluarkan banyak cairan. Cara mengatasinya mudah, yaitu dengan meminum air yang cukup banyak untuk menggantikannya.
2. Rasa pusing dan merasa cepat lelah
Karena tubuh mengeluarkan banyak cairan, maka tubuh juga akan kehilangan mineral seperti magnesium, potassium, dan sodium. Cara mengatasinya adalah dengan mengkonsumsi makanan yang kaya mineral, seperti sayuran berdaun hijau, brokoli, dairy product (keju, yoghurt, dll), daging, unggas, dan ikan serta buah alpukat. Selain itu anda dapat menambahkan sedikit garam yang bermineral pada makanan Anda. Gunakan garam seperti garam Himalaya. Mengkonsumsi kaldu daging akan membantu mengatasi rasa pusing. Anda juga bisa menambahkan supplemen yang mengandung magnesium.
3. Kadar gula darah rendah
Juga disebut dengan hypoglycemia, gula darah rendah ini merupakan efek samping dari ketosis ketika memulai Diet Ketogenik. Terutama pada orang yang terbiasa mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat setiap hari. Saat kita mengkonsumsi karbohidrat dalam jumlah yang berlebih, tubuh kita akan melepaskan insulin untuk menurunkan kadar gula darah yang tinggi. Jadi,ketika kosumsi gula menurun drastis dalam Diet Ketogenik, kemungkinan akan terjadi "episode hypoglycemia jangka pendek". Hal ini bisa menyebabkan perasaan rasa kelelahan, kelaparan, pening, dan gemetar sampai tubuh bisa beradaptasi dengan hal baru ini.