Mohon tunggu...
Cahyana Endra Purnama
Cahyana Endra Purnama Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mendapatkan pendidikan dasar sampai menengah di Yogyakarta, lulus sarjana ekonomi di UGM, melanjutkan program master di Wheaton MI, dan program doktor di Biola University California. Sekarang masih menjadi dosen di PTS di Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Warga Masyarakat Perlu Menjaga Disiplin Kesehatan di Masa Liburan Akhir Tahun

29 Desember 2020   21:08 Diperbarui: 29 Desember 2020   21:16 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Bersamaan dengan berakhirnya tahun 2020 dan adanya kesempatan untuk menikmati waktu liburan yang relatif lama di Indonesia ini ternyata juga ditandai dengan melonjaknya jumlah kasus warga masyarakat yang terpapar virus Covid-19. 

Meskipun fenomena serupa juga terjadi di negara-negara lain, tetapi khusus bagi Indonesia perlu lebih waspada, karena perbedaan masalah di antara berbagai propinsi ternyata juga bersifat unik.

Di Propinsi Yogyakarta, sebagai contoh yang khas dengan pola ketaatan kepada Keraton, dimana Raja Hamengku Buwono X sekaligus berkedudukan sebagai gubernur, pada minggu-minggu terakhir bulan Desember 2020 ini juga mengalami lonjakan kasus yang cukup tinggi. 

Sebagai akibatnya, dari meja DPRD Yogyakarta telah mengimbau kepada masyarakat untuk memperhatikan akibat yang terkait, khususnya jika lonjakan pasien yang terpapar masih meningkat tajam.

Dalam ajakan untuk memahami masalah yang ada juga disebutkan bahwa semua warga sebetulnya sudah membutuhkan terobosan kebijakan yang ekstra hati-hati, terutama jika ditetapkan aturan untuk pembatasan mobilitas warga, sehingga dapat meredam lonjakan penularan pasien yang terkena Covid19.

Memang pertimbangan itupun perlu diambil dengan berdasar pada faktanya:

1) Angka pertambahan kasus pada setiap hari dari para  warga yang terkonfirmasi positif di DIY dalam kurun waktu sebulan dan pada minggu-minggu terakhir memang cukup tinggi.

2) Tingkat pertambahan (positive rate) di DIY dalam beberapa hari terakhir lebih dari 20%, yang berarti telah melebihi ambang batas dari  standar WHO yang hanya sebesar 5%. Laju pertambahan Positive rate yang tinggi itu sekaligus telah menjadi indikator tentang penularan yang cepat dan belum terkendali dengan baik.

3) Angka BOR (Bed Occupancy Rate), yaitu angka yang menunjukkan rasio keterpakaian kamar perawatan untuk pasien covid di DIY ternyata juga semakin meningkat.

Berdasarkan pada data yang dikutip dari Kantor  Dinkes DIY (28 Des 2020), angka BOR untuk penanganan pasien kritikal (dengan ventilator) sudah mencapai 73%, sedangkan untuk pasien non-kritikal (penanganan kamar isolasi) sudah sebesar 93%. 

Padahal, menurut Standar WHO, angka BOR maksimal adalah 65%. Kondisi tersebut jelas sekali sudah mencerminkan meningkatnya beban kerja di bagian hilir fasilitas kesehatan (penanganan medis) yang sudah sangat terbebani dan dengan demikian juga berpotensi akan terjadi "burn-out" atau kondisi kerja yang sangat berat dan sekaligus dapat berakibat pada kerentanan terhadap paparan virus Corona.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun