Mohon tunggu...
Putra Sang Fajar
Putra Sang Fajar Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Pengetahuan

Menyukai aktivitas belajar dan berkebun

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Pertamina Tulang Punggung Penyedia Energi Nasional

29 November 2020   12:31 Diperbarui: 29 November 2020   12:40 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi karyawan Pertamina sedang berada di kilang minyak (credit: Instagram resmi @pertamina)

Menapaki usia 63 tahun, Pertamina semakin mengukuhkan dirinya sebagai perusahaan energi yang terus melayani negeri. Perusahaan BUMN ini secara kontinyu terus meningkatkan kapasitas produksinya, sekaligus menambah jangkauan pelayanan hingga ke pelosok daerah. 

Kemajuan itu tak lain adalah untuk melayani masyarakat Indonesia dengan lebih baik lagi. Dan menuju perusahaan kelas dunia, tentunya.

Jujur saja, sebagai awam, saya turut bangga menyaksikan perkembangan perusahaan negara ini. Apalagi prospek ke depannya, Pertamina akan menjadi produsen utama migas kita.

Saat ini, Pertamina memang baru mengelola 21 persen atau 41 blok migas nasional dari total 191 blok yang ada di Indonesia. Total Produksi minyaknya mencapai 305,86 ribu barel per hari (bph) atau setara 43 persen dari produksi nasional yang sebesar 710,19 ribu bph per September 2020.

Sementara itu, produksi gas Pertamina sebesar 34 persen dengan realisasi per September 2020 adalah 2.286 juta kaki kubik (MMscfd) dari total produksi nasional 6.732 MMscfd.

Namun, seiring dengan kembalinya pengelolaan Blok Rokan ke pangkuan kita, maka kapasitas produksi Pertamina diproyeksikan meningkat. Pertamina akan menguasai 70 persen produksi minyak nasional mulai Agustus 2021 nanti.

Ini artinya, Pertamina akan menjadi produsen mayoritas di dalam negeri. Maka tak salah bila pemerintah menaruh harapan besar bagi perusahaan BUMN ini. Pertamina diharapkan menjadi tulang punggung penyedia energi bagi negara kita.

Pemerintah sendiri manargetkan kapasitas produksi Pertamina bisa mencapai 1 juta barel per hari (bph) minyak dan gas 12 miliar standar kaki kubik (BSCFD) pada 2030.

Di sisi lain, meningkatnya produksi migas Pertamina itu diharapkan juga dapat mengurangi impor BBM. Sekarang rasio impor kita masih sebesar 41,67 persen, atau sebanyak 1,83 juta kl dari total kebutuhan BBM domestik sebesar 76,38 juta kl.

Namun rasio impor bahan bakar minyak (BBM) terhadap kebutuhan BBM di dalam negeri  itu diprediksi akan turun menjadi 29,69 persen pada 2024.

Penurunan ini karena adanya peningkatan kapasitas kilang BBM dari proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) yang tengah dikerjakan Pertamina.

Juga didukung oleh kebijakan pemanfaatan biodiesel pada sektor transportasi. Beberapa waktu lalu, Pertamina telah berhasil meluncurkan B30 dan D100 yang menggunakan bahan bakar nabati sawit.

Selain meningkatkan kapasitas produksi migas, Pertamina juga terus mendorong pemerataan akses energi di seluruh Indonesia. Setidaknya ada dua program yang mendukung ini, yaitu BBM Satu Harga dan Pertashop.

Melalui BBM Satu Harga, Pertamina menjalankan tugas untuk membangun titik-titik penyalur BBM dengan harga yang sama secara nasional. Terutama di daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar, atau biasa disebut wilayah 3T.

Program ini bertujuan untuk mengurangi disparitas harga BBM karena faktor geografis. Sebab sebelumnya banyak masyarakat di wilayah 3T yang mendapatkan BBM dengan harga yang lebih tinggi, bahkan mencapai Rp 100 ribu per liter.

Pertamina telah membangun 160 titik BBM Satu Harga sepanjang tahun 2017-2019. Kemudian, bertambah 28 titik dan sebanyak 55 titik sedang dalam proses pembangunan tahun ini.

Targetnya hingga akhir tahun nanti Pertamina akan menambah BBM Satu Harga sebanyak 83 titik sehingga totalnya berjumlah 243 titik.

Tak hanya itu, Pertamina juga mendorong akses energi hingga ke desa-desa melalui Pertashop. Dengan itu, masyarakat di pedalaman tak perlu lagi menempuh jarak puluhan kilometer untuk mendapatkan BBM.

Pertashop juga diinisiasi untuk menggerakan perekonomian desa. Karena dalam eksekusinya, Pertamina menggandeng UMKM, Koperasi atau BumDes. Sehingga bisa memberikan nilai tambah yang maksimal bagi masyarakat lokal.

Di usianya yang tak lagi muda, Pertamina mengemban tanggung jawab yang semakin besar. Meski begitu, perusahaan BUMN ini menjawab satu per satu dengan sangat baik. Kinerjanya pun juga semakin meningkat.

Pertamina bisa kita harapkan menjadi tulang punggung penyedia energi nasional. Semoga Tuhan terus melindungi bangsa ini agar bisa mewujudkan cita-cita kemandirian energi di kemudian hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun