Mohon tunggu...
Cahaya Tasikmalaya
Cahaya Tasikmalaya Mohon Tunggu... Buruh - Seorang yang terus belajar dan ingin memajukan daerah di Indonesia

Demi kemajuan Tasikmalaya

Selanjutnya

Tutup

Money

Saatnya Pesantren Mengoptimalkan Sektor yang Bisa Dikerjakan

6 Maret 2020   21:43 Diperbarui: 6 Maret 2020   22:09 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu daerah di Indonesia yang terkenal dengan ikon pesantrennya adalah Kabupaten Tasikmalaya di Provinsi Jawa Barat, selain tentunya Kabupaten Jombang di Jawa bagian timur. Tak tanggung-tanggung, jumlah pesantren yang tersebar di seantero Tasikmalaya terhitung lebih dari 2000. Jumlah tersebut tentu bisa kita lihat secara lebih jeli, bahwa di dalamnya akan ada banyak pengajar, santri dan usaha-usaha yang bergerak untuk menopang ekosistem pesantren dan pendidikan yang digelar di dalamnya.

Melihat fenomena dan data yang masih general tersebut, tentu saja akan muncul pemikiran bahwa keberadaan pesantren juga seharusnya bisa memantik hal-hal besar lain, seperti misal menjadi pusat ekonomi dan pusat pengembangan ide kreatif.

Ambil contoh, Pesantren Idrisiyyah di Cisayong, Tasikmalaya. Pesantren tersebut telah menjadi pemasok produk kerajinan berbahan dasar bambu dengan pasar yang tak main-main, Eropa! Produk-produk hasil kerajinan santri tersebut antara lain tas jinjing dan sendok pengaduk kopi. Fenomena ini masuk di akal karena memang kini di Eropa sedang marak gerakan #SayNoToPlastic, yang mana menyebabkan sendok plastik pun tidak lagi digunakan, sehingga produk sendok bambu bisa mendapat pasar yang luas.

Bupati Tasikmalaya, Ade Sugianto pun terus berupaya untuk mendorong para pengasuh pesantren dan santriwan serta santriwati untuk jeli melihat potensi, sektor apa yang sekiranya bisa sesuai dengan potensi yang dimiliki dan akan dikerjakan. Tentunya jika langkah ini berhasil diambil oleh pesantren-pesantren yang ada di Tasikmalaya, keuntungan yang datang bukan saja berupa keuntungan finansial, tetapi kualitas sumber daya manusia (SDM) yang terus naik menuju titik signifikan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun