Mohon tunggu...
Alfan Cahasta
Alfan Cahasta Mohon Tunggu... -

biasa ajah..

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Soekarno: Hey, Kita Bangsa Indonesia!

16 Desember 2013   23:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:51 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Baru saja menonton film Soekarno garapan Hanung Bramantyo. Film ini secara sinematografi, keren! Mirip dengan film Gie, film Soekarno sukses membawa kita masuk ke era sebelum orang tua kita lahir. Indonesia sebelum 1945, terlihat begitu indah dan revolusioner :) Situasi-situasi genting dan mencekam digambarkan dengan angle-angle gambar yang tidak rumit dan soft. Cukup dengan tatapan Soekarno/Hatta/Sjahrir yang kosong atau orang yang lari tergesa-gesa. Hal ini membantu penonton untuk "tidak cape" dalam menyaksikan situasi genting.

Hal lain yang menurut saya sangat menarik adalah penggambaran sosok Soekarno. Soekarno sebagai orang yang tampil didepan layar politik, ditampilkan dengan sangat manusiawi. Soekarno tidak hanya seorang agitator ulung yang pandai merebut simpati rakyat, pandai berbahasa asing dan pemilik cita rasa seni yang tinggi. Soekarno juga manusia yang bisa galau dengan persoalan Fatmawati-Inggrid, "lemah" posisi tawarnya dari Inggrid-Jepang, tidak kebal terhadap kritik Sjahrir, bahkan bisa masuk angin sampai harus dikerik oleh Fatmawati.

Penggambaran yang manusiawi dari sosok penuh kharismatik seperti Soekarno, membawa efek positif bagi penempatannya dalam konteks sejarah politik. Kita akan lebih arif dalam memaknai "Soekarno" dan "pemikiran Soekarno". Pada titik mana kita akan melihat Soekarno sebagai "Soekarno" dan pada titik mana kita melihat "pemikiran Soekarno" dalam praktik politik maupun kesehariannya. Sehingga Soekarno dapat dijauhkan dari pengkultusan.

Film ini juga menurut saya cukup berhasil dalam membawa semangat kebangsaan yang semakin pudar. Mendapatkan momentum yang tepat ketika keindonesiaan kita saat ini sedang dipertanyakan ulang. Keindonesiaan yang tergerus oleh kekerasan komunal, kejahatan negara, praktik korupsi, budaya konsumtif, diskriminasi, pelanggaran HAM dan sebagainya. Film ini ingin mengingatkan kembali, bahwa kita adalah bangsa Indonesia! Bangsa yang memiliki cita-cita untuk memakmurkan rakyatnya, membebaskan diri dari segala bentuk penindasan dan memberi pengakuan terhadap keberagaman.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun