Mohon tunggu...
Annisa Aulia
Annisa Aulia Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Segera terbit novel pertama saya "Keberadaan & Waktu".

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

New Normal atau New Moral?

26 Juli 2020   20:02 Diperbarui: 26 Juli 2020   20:05 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam realitas koneksi yang terjadi saat ini, ada banyak macam aspek tentang "New Normal". Ada banyak sekali versi dan beragam makna tentangnya. Namun disini aku tidak ingin memberi persepsi. Sebab kemarin aku bertemu dengan moral. Ia melelang dirinya pada semua orang dengan harga mahal. Tapi tak jarang yang abai pada pelelangan itu. Sulit ku pungkiri sepertinya mencoba abai seperti kebanyakan orang tak ada salahnya, ucap batinku.

Esoknya aku bertemu lagi dengan moral. Kali ini ia tidak melelang dirinya seperti hari kemarin. Melainkan menawarkan diri dengan sepertiga harga dari kemarin kepada siapa saja yang mau membawanya pergi. Tapi apadaya, usahanya tak membuahkan hasil. Beberapa orang yang mengetahui hal itu tetap saja bersikukuh pada pendiriannya untuk tidak membeli moral dengan harga yang masih agak mahal, katanya.

Kemudian lusanya aku kembali dipertemukan oleh moral. Namun berbeda dari dua hari sebelumnya. Kali ini ia mengobral dirinya cuma-cuma kepada siapa saja yang bisa membuat satu anekdot untuk dirinya. Akhirnya aku pun dengan lugas mengatakan padanya, "Seandainya dari kemarin kau melelang dirimu dibarengi dengan rok mini seharga tiga kali lipat dari dirimu mungkin mereka akan tetap memilih rok mini itu." Lalu ia pun memintaku untuk membawanya pulang dan ingin menjadikanku pemilik atas dirinya.

Beberapa hari ketika aku pergi beriringan dengan moral disisiku, sebagian orang memerhatikan kami. Bahkan disetiap langkah kaki ada saja yang bertanya padaku, "Moralmu beli dimana?" Hingga akhirnya dipenghujung jalan raya, orang-orang mengejarku hanya demi ingin membeli moralku saat itu.

"Kenapa mereka semua berlomba ingin membelimu dengan harga mahal, padahal aku mendapatkanmu hanya dengan satu anekdot saja. Begitulah kalau menjadi manusia yang terlalu naif." Tuturku pada si moral.

"Karena hanya aku saja yang tersisa sekarang ini, mereka tidak akan pernah menemukan lagi pertokoan yang menjual moral." Jawab moral dengan nada sarkastis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun