Mohon tunggu...
Buyung Okita
Buyung Okita Mohon Tunggu... Lainnya - Spesialis Nasi Goreng Babat

Mantan Pembalap Odong-odong

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pentingnya Guru di Arus Dunia yang Terdistorsi

27 Juli 2020   13:48 Diperbarui: 29 Juli 2020   12:51 1038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa SD Islam Internasional Al-Abidin Solo memakai masker saat aksi peduli kesehatan bertajuk Waspada Virus Corona di halaman sekolah setempat, Solo, Jawa Tengah, Senin (3/2/2020). Aksi tersebut diisi dengan sosialisasi hidup sehat dan ajakan mendukung Warga China yang sedang menghadapi wabah Virus Corona untuk semangat.(ANTARA FOTO/MAULANA SURYA)

Koneksi Internet dewasa ini menghubungkan dunia dalam satu jalur yang dapat diakses dari sudut manapun di dunia, asalkan tersedia jalur koneksi internet tentunya. Indonesia Sendiri lewat salah satu BUMN nya tengah menjangkau pelosok desa dengan layanan koneksi internetnya. 

Meskipun di tengah pandemi ini, dengan diselenggarakannya kegiatan kegiatan belajar mengajar secara online memperlihatkan kepada kita munculnya beberapa masalah. 

Yaitu baik itu tidak tersedianya akses internet di suatu daerah,  tidak mampunya masyarakat untuk menakomodasi biaya penggunaan koneksi internet maupun tidak memiliki gawai yang dapat digunakan untuk berselancar di dunia maya dan terhubung dalam satu koneksi internet. 

Tentu hal yang disebutkan diatas merupakan masalah mengenai sarana prasarana, belum mencakup permasalahan lain yangmuncul.

Dunia saat ini populer dengan satu frasa yang berbunyi "Menuju Masyarakat Global". Tanpa disadari atau tidak, sekat-sekat antara budaya dan identitas bangsa seakan terjadi sebuah sinkretisisme. Meskipun identitas budaya, nilai-nilai yang dimiliki suatu budaya bangsa dan masyarakat tetap mengakar, atau mungkin malah ironis dan terkikis.

Dr. Umar Faruq Abd-Allah seorang cendekiawan muslim dari Amerika Serikat dalam kuliah umumnya berpendapat bahwa saat ini kita hidup dunia yang mono-cultural. 

Budaya kontemporer mono-cultural dimana tidak ada sekat antara dunia timur dan barat, yaitu budaya materilaistis yang didorong oleh kebutuhan pasar dan sistem kapitalis dunia.  

Jika anda pernah menonton film yang berjudul Networking yang terbit pada tahun 1976, bahkan dalam adegan film tersebut sudah menyampaikan suatu eksplisit bahwa dunia merupakan suatu perusahaan. Dimana kekuatan dollar memegang penuh nilai-nilai kehidupan di dunia.

Mari kita lihat bagaimana sistem currency, dapat mempengaruhi dan mengubah nilai-nilai di suatu masyarakat. Kita ketahui bahwa saat ini perdagangan dunia hampir selalu menggunakan dollar sebagai mata uang untuk bertransaksi. 

Ketika dollar menguat, Indonesia pasti akan merasakan dampaknya. Jika kondisi saham di bursa pasar Indonesia turun, masyarakat juga akan merasakan dampaknya. 

Indonesia merupakan negara dengan masyarakat yang sangat besar. Dimata kapitalis dan perusahaan, Indonesia memiliki segmen pasar yang melimpah berpotensi. Berbagai produk masuk ke Indonesia, lewat pemasaran dan media baik televisi, media cetak maupun saat ini online mereka memasarkan produknya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun