Mohon tunggu...
Buyung Okita
Buyung Okita Mohon Tunggu... Lainnya - Spesialis Nasi Goreng Babat

Mantan Pembalap Odong-odong

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bagaimana Sejarah Ojigi di Jepang ? Yuk Kita Simak

8 Juli 2020   15:27 Diperbarui: 9 Juli 2020   11:36 1172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tangkapan layar blog.goo.ne.jp

Bagaimana, apakah teman-teman sudah dapat melakukan Ojigi ? Bagi pembelajar bahasa dan budaya Jepang Ojigi merupakan salah satu budaya dasar yang dipelajari dan harus bisa dilakukan. Ojigi juga sering kita jumpai pada budaya populer di Jepang seperti pada Kartun atau serial televisi Jepang. Lalu jika kita mengetahui Ojigi dari budaya populer di media, lalu bagaimanakah sejarahnya ?

Ojigi merupakan cara hormat yang pada awalnya dilakukan oleh kelas sosial Samurai, yaitu kelas militer atau bangsawan pada zaman Jepang feodal. Dimulai sekitar awal abad ke 12 ketika kelas sosial Samurai menjadi penting dan menandakan awal berdirinya keshogunan atau kepemerintahan yang dilakukan oleh Shogun sebagai kepala pemerintahan dan kaisar Jepang atau Tenno sebagai kepala negara. 

Tetapi di jepang sendiri, istilah keshogunan  dikenal dengan istilah Bakufu yang bermakna literal 'pemerintahan di balik tirai'. Kemudian ketika Zaman Edo keshogunan Tokugawa, ketika peran samurai banyak beralih tidak hanya sebagai status militer tetapi juga pegawai administrasi daerah dan lebih membaur di masyarakat, praktik Ojigi mulai dikenal dan dilakukan pula oleh masyarakat umum.

Seorang praktisi beladiri melakukan sikap hormat atau Ojigi dan Girei (sikap hormat dengan duduk)

Ojigi yang dilakukan dewasa ini berdasarkan etiket dan tata cara yang dilakukan oleh sekolah beladiri Klan Ogasawara yang memerintah di wilayah Nagano saat ini. Keluarga Ogasawara merupakan cabang keluarga Takeda, yang sangat dikenal dengan sebagai keluarga yang ahli dalam peperangan saat zaman perang saudara di Jepang. 

Kemudian dalam ajaran agama Budha di Jepang, menghormati dengan cara membungkuk merupakan salah satu sikap untuk menunjukan sikap bakti. Berdasarkan filosofi ajaran Budha dan nilai-nilai dan etika yang ada dalam masyarakat Jepang saat itu, lahirlah Ojigi sebagai suatu produk budaya.

Kenapa Orang Jepang melakukan Ojigi dapat dilihat kembali pada awal saat munculnya Ojigi. Masyarakat awal yang mempraktikan Ojigi adalah kelas masayarakat Samurai yang notabene seorang yang ekuivalen dengan kelas sosial militer dan memiliki pendidikan bertempur dan senjata. 

Ojigi atau cara memberi hormat lain dalam budaya Jepang dilakukan dengan 'jarak' dan dengan sikap sedemikian rupa, baik berdiri maupun duduk adalah karena saat itu para Samurai selalu membawa Senjata berupa Pedang Panjang dan Pendek yang disebut Katana dan Kodachi, yang bermakna literal pedang dan pedang pendek. 

Dengan memberi hormat atau menyapa dengan menjaga jarak, menandakan bahwa seseorang tersebut tidak membahayakan karena memiliki jarak serang yang lebih jauh. Yang kedua tangan ditaruh di samping badan menunjukan bahwa sikap tersebut tidak membahayakan karena posisi tangan tidak sedang memegang senjata. 

Yang ketiga adalah sangat tidak sopan jika sampai pedang satu Samurai dengan satu Samurai lain saling bergesekan. Yang keempat adalah karena memberi hormat dengan cara membungkuk sebagai suau bentuk Bakti, yaitu hormat dan Bakti kepada Budha atau kepada Kami (Dewa) (karena menghormat dengan cara Ojigi juga sering dilakukan di Kuil), terhadap guru di tempat berlatih beladiri dan bakti terhadap Daimyo, yaitu seorang Samurai tuan tanah yang memimpin suatu daerah (tuan Samurai). Karena makna dasar kata samurai sebenarnya adalah dari kata Saburau yang bermakna untuk mengabdi dan melayani.

Selepas pasca restorasi Meiji, berjabat tangan mulai populer dilakukan masyarakat Jepang. Saat berjabat tangan orang Jepang juga cenderung menggunakan tangan kanan, karena kembali pada tradisi Samurai, tangan kanan merupakan tangan utama yang digunakan seseorang dalam menghunuskan pedang dari sarungnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun