Mohon tunggu...
Buyung Nurman
Buyung Nurman Mohon Tunggu... Penulis Lepas

Orang biasa.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mendambakan Ganjaran : Turut Mengantar Jenazah Kepemakaman, Suasana Hening Jadi Ramai Nan Mengasikkan

28 Juni 2025   06:19 Diperbarui: 28 Juni 2025   06:19 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bus pengantar mengiringi mobil jenazah kepemakaman. Sumber : dokumen pribadi. 

Mendambakan Ganjaran :  Turut  Mengantar Jenazah Kepemakaman, Suasana Hening Berubah Jadi Ramai Nan  Mengasikkan

Bismillah

Mengantarkan jenazah kepemakaman atau ketempat peristirahatannya merupakan anjuran agama. Dalam kerangka turut berduka cita dan memberikan spirit kepada keluarga musibah, atas kepergian anggota keluarganya untuk selama-lamanya.

Kebersamaan dan berbaurnya  para pelayat dengan keluarga besar musibah, tentu  dapat menjadi  obat setawar sedingin bagi keluarga yang ditinggalkan dalam memikul beban yang dialaminya, apalagi para pelayat sampai turut mengantarkan kepemakaman.

Suasana dalam bus pengantar jenazah kepemakaman. Sumber : dokumen pribadi. 
Suasana dalam bus pengantar jenazah kepemakaman. Sumber : dokumen pribadi. 


Demikian juga sebaliknya bagi para pelayat, amalan yang mereka lakukan secara tulus, yaitu mengantarkan jenazah kepemakaman pasti menuai manfaat, bahwa di suatu nanti tentu  berlaku hal yang sama, mereka juga akan diantarkan ke peristirahatannya.

Oleh sebab itu tidak heran, bila setiap ada musibah kematian, kita menyaksikan berbondong-bondong orang datang melayat, menunggu upacara pelepasan, lalu turut serta mengantarkan jenazah kepemakaman atau ketempat peristirahatannya.

Seperti apa yang kami amalkan baru-baru ini, ketika ada salah seorang warga yang wafat, secara spontan tetangga membantu mengerjakan apa yang dapat dikerjakan. Dari memasang tenda, menyediakan kursi, dan bahan atau peralatan lain yang diperlukan.

Foto prosesi pemakaman jenazah. Sumber : dokumen pribadi. 
Foto prosesi pemakaman jenazah. Sumber : dokumen pribadi. 


Sementara itu,agar tidak merepotkan ahli musibah yang sedang ditimpa kemalangan. Ibuu-ibu juga tidak ingin ketinggalan dengan giat memasak dan menyediakan makanan untuk keluarga musibah dan kerabatnya yang datang dari jauh.

Sedangkan bagi yang relatif muda, tenaga masih kuat, diantaranya membantu menggali lubang kubur. Juga bagi yang memiliki pengetahuan dan keterampilan, mereka menyiapkan kain kafan dan membantu keluarga musibah memandikan jenazah.

Yang menarik, meski dalam suasana penuh duka, setelah upacara pelepasan dan pensolatan jenazah yaitu mengantar jenazah ketempat peristirahatannya, kami mengiringi mobil jenazah menggunakan bus, berukuran relatif besar.

Ibu-ibu  masak makanan untuk keluarga dan ahli musibah datang dari jauh. Sumber : dokumen pribadi. 
Ibu-ibu  masak makanan untuk keluarga dan ahli musibah datang dari jauh. Sumber : dokumen pribadi. 


Bus dengan daya tampung cukup banyak tersebut adalah milik Pondok Pesantren (ponpes) Al-quran Harsalakum. Lembaga pendidikan formal yang alamatnya dekat dengan kediaman almarhumah yaitu, jalan Hibrida Ujung  RT. 09  RW. 02 Kelurahan Pagar Dewa  Selebar Kota Bengkulu.

Barangkali karena tidak lazim dan jumlah penumpang pengantar  yang terangkut cukup banyak dari beberapa kalangan, sehingga suasana di dalam bus berubah dari hening menjadi ramai, asik dan riang gembira.

Untuk mengabadikan perjalanan spiritual yang mengasikkan itu, ada diantara kami membuat video dan tidak sedikit ada yang mengatakan  tarik pir, jangan kasih kendor dan sebagainya. Guna menyemangati sopir, yang sudah berumur, pemegang SIM B2 Umum dan mengantongi jam terbang tinggi.#

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun