Sebelum membangun Masjid Merah Putih, Pemerintah Kota sudah terlebih dahulu membangun Balai Kota Merah Putih , yang kedepannya akan dijadikan sebagai pusat kegiatan pemeritahan Kota Bengkulu.
Arsitektur bangunannya, didesain sedemikian rupa, terdapat Kuba induk yang ukuran  besar dan beberapa  buah Kuba ukuran sedang serta  didalam masjid tidak terdapat tiang tengah sebagai penyangga, terkesan luas dan berdiri kuat dan kokoh.
Sementara penyematan nama Merah Putih, baik untuk masjid maupun Balai Kota Bengkulu ini, mengutip rri.co.id,. Â tidak lain adalah untuk mengingat Ibu Fatmawati, isteri Presiden RI Â Soekarno dan penjahit Bendera Pusaka Merah Putih, berasal dari daerah Bengkulu.
Yang menarik, sejak pembangunan Masjid Merah Putih dan Balai Kota Merah Putih ini selesai, ternyata banyak mendapat kunjungan dari warga kota Bengkulu khususnya dan warga pendatang dari kabupaten tetangga, baik siang maupun sore hari.
Lebih-lebih  Taman Balai Kota Merah Putih  yang dilapisi dengan rumput sentetis seluas 2.562,23 m2 kerap dijadikan tempat bermain oleh anak-anak dan juga dijadikan lokasi swafoto oleh para pengunjung.
Dengan ramainya  pengunjung yang datang, terutama pada hari libur, sabtu-minggu dan situasi ini ditangkap oleh para pedagang kaki lima sebagai peluang dengan berjualan makanan dan minuman di kawasan ini.
Sehingga kawasan Masjid dan Balai Kota Merah Putih, tidak hanya menjadi denasti wisata (baru).Tetapi juga seperti apa yang saya kulik  belum lama ini, sudah terjadi kegiatan ekonomi baru, dengan banyaknya para pedagang kecil menjajakan jualannya.
Nampak dari puluhan jumlah lapak yang ada di kawasan tersebut, sepertinya beberapa diantara mereka ada yang sampai bermalam dilokasi.#
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI